15 September 2017

Afkab Matra Segera Terbentuk

AHMAD
PASANGKAYU – Asosiasi Futsal Kabupaten (Afkab) Mamuju Utara (Matra), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) segera terbentuk. Pembentukan organisasi induk olahraga sepak bola futsal ini, diinisiasi oleh para pemuda pasangkayu khususnya dari kalangan pecinta olahraga futsal.
Salah satu pengagas Afkab Matra, Ahmad, menyebutkan bahwa sudah ada beberapa nama yang sudah dipersiapkan untuk mengisi kepengurusan Afkab Matra. “Kami sudah mengantongi beberapa nama, termasuk yang kita calonkan sebagai ketua umum,” katanya kepada Berita Matra, di salah satu Warkop di Kota Pasangkayu, Jumat 15 September 2017.
Disampaikan, saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengurus Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) Sulbar, terkait rencana pembentuk Afkab di Kabupaten. “Kami tinggal menunggu rampungnya struktur kepengurusan, setelah itu kami akan teruskan ke Provinsi untuk dikukuhkan,” jelasnya.
Menurutnya pembentukan Afkab mulai digenjot setelah mendapat desakan dari sejumlah para penggiat sepak bola futsal di Kota Pasangkayu. Tujuannya agar kegiatan futsal di daerah dapat terakomodir dengan baik.
“Dan pembentukan oragnisasi futsal ini tentunya akan mebantu pemerintah dalam memajukan prestasi olahraga di daerah, karena kalau sudah ada organisasi tersendiri even sudah akan rutin digelar,” ucapnya.
Olehnya itu diharapkan agar pemerintah di daerah juga dapat memperhatikan keberadaan Afkab ke depan, agar cabang olahraga futsal dapat meraih prestasi di level regional, nasional, maupun internasional.
“Karena kami yakin betul, dari prestasi olahraga juga memperkenalkan nama daerah Mamuju Utara di mata- daerah-daerah lain,” pungkasnya. (A1/bm

12 September 2017

Buntut dari Peutupan Jalan, Wartawan Sempat Dilarang Meliput

BAMBALAMOTU – Puluhan warga Desa Kalola, Kecamatan Bambalamotu, Matra, sempat melakukan aksi penutupan akses jalan menuju pabrik PT. Toscano Indah Pratama (TIP), Selasa 12 September.
Untungnya aksi penutupan yang dilakukan warga di dua dusun tetangga ini, yakni Dusun Tawelauro dan Gubasalu itu tidak berujung anarkis setelah dimediasi oleh pihak pemerintah setempat.
Tapi ada pemandangan menarik, ketikan dilakukan negosiasi antara masyarakat melakukan aksi dengan PT. TIP, yang dimediasi oleh pemerintah setempat. Saat itu, awak media dilarang untuk meliput.
Entah alasan apa sehingga wartawan dilarang meliput juga tidak diketahui persis. Tapi yang jelas, warga cukup geram dengan adanya aktivitas diperusahaan itu, karena membuat beberapa titik jalan rusak parah. (A1/bm)


Tuntut Janji Perusahaan, Warga Kalola Lakukan Aksi Tutup Jalan

BAMBALAMOTU – Puluhan warga Desa Kalola, Kecamatan Bambalamotu, Matra, melakukan aksi dengan memblokade akses jalan menuju pabrik PT. Toscano Indah Pratama (TIP), Selasa 12 September.
Akibat aksi blokade jalan ini, sehingga membuat puluhan mobil truk pengangkut tandan buah segar (TBS) sawit menuju pabrik, terparkir mengantri diruas jalan, karena dihadang oleh masyarakat dengan melintangkan batang pohon kelapa.
Koordinator Aksi Taswin, menuturkan, bahwa aksi penutupan jalan dilakukan, karena ia dan warga setempat khususnya masyarakat dusun Gumbasalu, dan dusun Tawelauro desa Kalola, telah resah melihat kondisi jalan yang sudah mulai rusak, tanpa ada tindakan perbaikan dan perawatan dari PT. TIP.
"Pihak Toscano, telah melanggar janjinya sama kami, bahwa apabila telah beroperasi itu pabrik, jalan ini tidak akan pernah rusak karena selalu diperbaiki, tapi nyatanya tidak seperti yang kami harapkan" ungkap Taswin, saat menyampaikan orasinya.
Tak hanya perbaikan jalan yang mereka tuntut, masyarakat yang bermukim di sekitar PT. TIP tersebut, juga menuntut penerangan lampu jalan dari pabrik yang katanya pernah dijanjikan, serta pemberdayaan tenaga kerja lokal.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala desa Kalola, Logawali, setelah bernegosiasi dengan pihak PT. TIP, memediasi masyarakatnya, untuk melakukan perundingan dengan pihak pengembang, atas tiga tuntutan yang telah mereka sampaikan. Namun, pada saat negosiasi antara masyarakat melakukan aksi dengan PT. TIP, yang difasilitasi oleh Kades Kalola, awak media dilarang untuk meliput.
"Atas tuntutan masyarakat tersebut, pihak perusahaan bersedia menampung dan akan membuat keputusan dalam jangka waktu satu Minggu" tutur Kades Kalola, Logawali, yang mewakili PT. TIP seusai melakukan mediasi.

Mendengar respon dari pihak perusahaan melalui Logawali, masyarakat kemudian membuka palang dan mempersilahkan kepada sopir kendaraan pengangkut TBS yang telah mengantri berkisar lima jam untuk melanjutkan perjalanan ke PT. TIP  (A1/bm)