10 June 2018

Operasi Ketupat Berjalan Selama18 Hari

PASANGKAYU - Polres Mamuju Utara, melaksana upacara gelar pasukan Operasi Kepolisian Terpusat dengan sandi "Ketupat" 2018 di lapangan Merdeka Pasangkayu, Rabu 06 Juni 2018. 
Apel gelar pasukan operasi tersebut, bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Pasangkayu, Ir H Agus Ambo Djiwa MP, yang dilanjutkan periksaan kesiapan pasukan, yang diikuti jajaran TNI/Polri, Pemda serta stackholder terkait dan elemen masyarakat.
Umumnya operasi terpusat ini bertujuan untuk mengamankan perayaan Idul Fitri tahun ini, yang dijadwakan diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia selama 18 hari, terhitung mulai tanggal 7 hingga 24 Juni 2018 mendatang.
Dalam sambutannya , Agus Ambo Djiwa, menyampaikan beberapa hal yang menjadi skala prioritas yang harus diperhatikan, terdiri dari kerawanan stabilitas harga dan ketersediannya pangan, potensi permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik.
"Dan potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainya seperti curat, curas, curamor, begal dan hipnotis," katanya.
Untuk kata Bupati, para Kasatwil diharapkan dapat mengambil langkah penegakkan hukum secara tegas sehingga bisa menekan potensi yang ada. 
"Potensi ancamanitu mulai dari tindak pidana terorisme, guna mengantisipasi  potensi aksi terorisme. Dan pengamanan tempat Ibadah, pusat keramaian, mako Polri, serta aspek keselamatan Personil pengamanan harus menjadi perhatian," tegasnya.
Menurutnyaseluruh Kasatwil harusnya menjadi yang terdepan bersama masyarakat untuk terus meningkatkan kegiatan deteksi intelejen yang diimbangi dengan upaya para satgas anti teror di seluruh polda jajaran.
"Kami berharap kepada seluruh jajaran untuk terus menerus meningkatkan kerjasama dengan rekan rekan TNI Serta Stakeholder Terkait lainnya," harapanya. (ES)

Pendamping, Diharapkan Menjadi Wadah yang Bisa Meningkatkan Kualitas Diri

PASANGKAYU - Badan Perencana Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pembangunan (Bappeda Litbang) Kabupaten Pasangkayu, telah membentuk Tenaga Pendamping Perencana dan Pemberdayaan (TP3) yang disebar di tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten.
Terbentuknya Tenaga Perencanaan ini dengan tujuan untuk melakukan monitoring terhadap kegiatan pembangunan di tingkat Desa hingga tingkat Kabupaten sesuai program Nawa Jiwa Bupati Pasangkayu Ir H Agus Ambo Djiwa MP.
Bertempat di Aula Beppeda Litbang Kabupaten Pasangkayu, Senin 04 Juni 2018, Bappeda Litbang Kabupaten Pasangkayu kembali mengundang puluhan anggota TP3 dengan agenda rapat koordinasi, mengingat sudah memasuki pertengahan tahun dalam pelaksanaan program pemeritah Kabupaten Pasangkayu di tahun 2018.

"Sebelum menyusun rencana aksi, pemahaman tugas pokok dulu ke teman-teman yang lebih penting untuk dipahami," kata Pembimbing TP3 Bappeda Litbang Pasangkayu, Syahril dalam rapat koordinasi berlangsung.
Diharapkan kepada TP3 yang sudah lama bergabung baru maupun yang baru bergabung agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga apa yang menjadi target dalam pendampingan program pemerintah daerah dapat terlaksanakan sesuai diharapkan.
"Kita juga berharap Kepala Desa atau Camat bisa bekerjasama dengan hadirinya tenaga pendamping ini," harapnya.
Sementara Sekretari Bappeda Litbang Kabupaten Pasangkayu, Arhamuddin SE MP, menambahkan bahwa yang ditunggu dari teman-teman damping adalah kemauan dalam berproses.
"Kareba berbicara masalah perencanaan itu sudah bertahun dilakukan bahwa sudah sering dilakukan pelatihan," tambahnya.
Kepala Bappeda Litbang Pasangkayu, Firman menyebutkan bahwa tenaga perencana dibentuk sejak 2011, dengan harapan hadirnya tenaga pendamping bisa bermanfaat ketika masih aktif atau sudah bekerja di tempat lain.
"Karena memang kami menyiapkan wadahnya agar kalian bisa berlajar sepuas-puasnya dan tentunya kita berharap untuk meningkatkan kualitas diri kita," harapnya. (ES) 

Tanggul Lariang Jebol, Kalindu Teracam Tenggelam

LARIANG - Jebolnya tanggul sungai lariang nampak menjadi ancaman serius khusunya kepada warga yang bermukim di Dusun Kalindu Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Pasalnya, apa bila tanggul sungai terbesar di Sulawesi itu, tidak segera ditangani maka lebih dari 100 KK di daerah itu akan menjadi pulau bahkan terancam hilang terbawa air sungai.
Ratusan warga di Dusun Kaindu, sudah diresahkan soal ancaman banjir meski pemerintah desa bersama pihak perusahaan lokal sudah melakukan upaya untuk membenahi tanggul tersebut.
Pantauan di lapangan, Minggu 3 Juni 2018, proses pekerjaan tanggul masih terus berlangsung. Disisi lain sebagian warga yang terancam terkena dampak banjir sudah mengungsi ke desa tetangga. 
Menurut Ketua RT 2 Dusun Kalindu Sahebe (61), pasca jebolnya tanggul sungai Lariang akhir Maret lalu, kondisi masyarakat di daerah itu sudah lesuh dalam beberapa waktu terakhir. Katanya warga sudah tidak berkebun, selain bersiap-siap untuk mengungsi apa bila air sungai meluap.
"Memang di daerah kami sering banjir kalau genangan air naik lagi. Tapi kali ini kami benar-benar takut karena sudah hampir memutus jalan utama," ucapnya.
Disampaikan bahwa jalan utama menuju Dusun Kalindu sudah hampir terputus karena terkikis air sungai. "Karena tanggul utama jebol, jadi air melebar sampai merusak jalan utama. Kalau ini dibiarkan bisa-bisa kampung kami akan hilang," katanya.
Selanjutnya, Sahebe, menyampaikan bahwa diantara bulan April dan bulan Mei setiap tahunnya memang sudah sering terjadi genangan air hasil luapan dari sungai lariang. Tapi kali ini sudah lain dari biasanya,  tidak hanya genangan tapi sudah ada tanda-tanda akan memutus jalan raya jika tidak ditangani.
"Iya. Sebenarnya kejadian banjir sudah menjadi musiman dan kami hafal betul kapan air sungai akan naik. Tapi kali ini beda, kita sudah takut," ujarnya.
Disebutkan bahwa kejadian tanggul jebol ini, adalah pertama kali sejak 1957 atau selama dia dilahirkan di Dusun Kalindu. "Seingat saya ini yang pertama dan terparah. Parahnya silahkan anda lihat langsung tida usah saya yang bicara," terangnya. 
"Kami sulit tidur. Biasa mata tertutup pikiran jalan terus karena kami takut karena tanda-tanda kelihatan mau menghancurkan," tambahnya.
Untuk sementara waktu pahak PT Astra Agro Lestari, yang diketahui memiliki lahan perkebunan disekitar sungai lariang telang melakukan upaya perbaikan tanggul bersama masyarakat. (ES)