8 August 2019

Pasangkayu Peringkat Pertama IPKM se Sulbar

Pasangkayu, Beritamatra - Seluruh Puskesmas termasuk Dinas Kesehatan, patut berbangga setelah daerah Kabupaten Pasangkayu dianggap sebagai kabupaten yang memiliki pelayanan kesehatan terbaik di Sulawesi Barat (Sulbar). 

Berdasarkan data dari Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan yang dirilis secara nasional 15 Juli 2019 lalu, menjadikan wilayah Kabupaten Pasangkayu peraih nilai tertinggi Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) dari enam Kabupaten se Sulbar untuk tahun 2018.



Kepala Dinkes Pasangkayu dr Alif Satria L, sebelumnya mengaku tidak percaya jika nama Kabupaten Pasangkayu keluar sebagai peraih nilai tertinggi di Sulbar. Pasalnya sebelumnya Pasangkayu selalu berada diposisi yang tidak memuaskan.

"Awalnya saya kurang yakin, tapi setelah kami berkomunikasi langsung ke kementerian baru kami percaya itu atas data hasil riset yang dilakukan oleh Kemenkes," katanya di kantor Dinkes Pasangkayu, Kamis 8 Agustus 2019.

Dikatakan sejak ia diberi amanah sebagai Kadinkes, selama ini Pasangkayu sudah tiga kali diriset oleh Kementerian Kesehatan terkait peningkatan IPKM. 

Waktu itu, kata dia pertama kali dilakukan sejak tahun 2007 dan dinyatakan peringkat ke-405 dari seluruh Kabupaten se Indonesia.
Kemudian riset berikutnya di tahun 2013, Pasangkayu menempati posisi ke-361 atau paling buncit di Sulbar.

"Dan baru pada riset kali ini kita naik secara signifikan menjadi peringkat ke-207 nasional dan peringkat pertama IPKM di Sulbar," paparnya.

Menururnya anjloknya prestasi IPKM beberapa tahun lalu disebabkan kegagalan kepemimpinan di lingkup kesehatan pasangkayu.

"Waktu itu, saya benar-benar terpukul karena kita berada di posisi paling buncit, sehingga kami mencoba mendesain sebuah program agar layanan kesehatan di daerah ini bisa lebih baik," ucapnya.

Sebagai Kadis juga menganggap bahwa salah satu IPKM ini bisa naik yakni adanya Program Da'Smart untuk menyisir masyarakat terasing agar disentuh dengan pelayanan.

"Dan waktu itu saya langsung turun membenahi semua puskesmas, termasuk saya ke daearah Tapalili (Desa Kalola) membuka sebuah layanan posyandu disana," kenangnya.

Dijelaskan adanya riset tersebut, merupakan sebuah instrumen untuk monitoring Kemenkes apakah daerah menjalankan, dan melakukan suatu layanan kesehatan.

"Dan kami membuktikan itu, bahwa kami di sampasangkayu yang namanya layanan kesehatan dengan baik melalui hasil riset kami terima ini. Terus terang menjadi peringkat pertama di Sulbar sama sekali tidak terpikirkan, saya hanya bekerja dengan ikhlas," katanya menjelaskan.

Ditanya apakah karena peringkat IPKM Pasangkayu naik secara nasional, peringkat IPKM Sulbar juga ikut naik.

"Dari data hasil riset ini, menandakan bahwa Pasangkayu sebagai daerah yang paling berkontribuai menaikkam IPKM Sulbar dari peringkat kw-26 menjadi 23," tandasnya. 

Sementara untuk diketahui adanya Penilaian IPKM ini meliputi 24 indikator kesehatan di posyandu,3 indikator dari BPS dan 3 indikator dari Potensi Desa.





No comments: