Melihat
Kerja Keras Amiruddin Ainun yang Hobbi Bertani
Dari Memanfaatkan
Lahan Tidur Sampai Mendirikan Rumah Belajar Holistik Literasi
Menjadi
seorang petani yang sukses sudah menjadi sewajarnya ketika seseorang mampu
bertani dengan baik. Tapi menjadi spesial lagi, ketika petani biasa juga mampu
mendirikan Rumah Belajar Holistik Literasi. Hal itulah yang dilakukan oleh
Amiruddin Ainun, di Kecamatan Sarjo.
Laporan :
Prasetya/Egi Sugianto
Pagi itu, ketika sang sinar matahari mulai
terasa menyengat tidak menyurutkan langkah mengunjungi kediaman Amiruddin Ainun,
sekaligus melihat lahan tidur pekarangan rumah yang sudah dimanfaatkan menjadi
lahan pertanian.
Tusukan panasnya matahari saat itu, terasa
hilang seketika ketika melihat suburnya lahan pertanian milik Amiruddin Ainun. Lebih
lagi, ketika diajak jalan-jalan ke Rumah Belajar Holistik Literasi sudah
berjalan beberapa waktu terakhir.
Sabtu pagi (15/9/2018) mungkin menjadi hari
yang spesial bersama Plt Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Pasangkayu,
Arhamuddin SE MAP bersama Kasubit Ekososbut Syharil Lahamada. Pasalnya selain
mendapat tambahan pengetahuan soal pertanian, juga sempat menikmati hasil
tanaman dari Amiruddin Ainun.
Apa yang dilakukan oleh Amiruddin Ainun ini,
semata-mata adalah untuk upaya memenuhi ketahanan pangan lokal. Buktinya Amiruddin
Ainun, sudah melakukan terobosan dengan menyulap lahan tidur dan tanah
pekarangan jadi produktif, juga mendirikan mendirikan rumah belajar holistik
literasi bagi petani dan pelajar.
“Sekolah ini untuk mendidik petani menjadi
petani yang mandiri,” ucapnya membuka percakapan.
Dewasa ini kita mungkin sering mendengar soal
keluhan harga komoditas pertanian yang mahal, bahkan tak jarang harus impor
dari daerah tetangga karena pasokan dari petani lokal berkurang oleh satu dan
lain hal.
Melihat hal ini, Sosok Amiruddun Ainun, yang
juga seorang guru di salah satu sekolah di Kecamatan Sarjo, tidak patah
semangat untuk mengembangkan pertanian secara mandiri.
Apa yang dilakukan Amiruddin Ainun itu,
adalah sesuatu yang bisa dicontoh karena diyakini dapat memenuhi ketahanan
pangan lokal yang ada di daerahnya, meskipun awalnya Amiruddin Ainun tidak
memiliki ilmu pertanian yang mumpuni.
“Awalnya saya memperhatikan ibu-ibu disekitar
sini (Kecamatan Sarjo) selalu membeli sayur dari kota, padahal disini banyak
lahan yang bisa dimanfaatkan, makanya saya bertani mengajak warga disini,”
kenangnya.
Sementara Omset yang didapat setelah pemanfaatan
lahan tidur dan lahan pekarangan rumah itu saat ini sudah mencapai jutaan
rupiah. “Untuk hasilnya yacukuplah untuk kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Menurutnya konsep yang dipakai dalam
mengelolah pertanian ini adalah dengan cara berintegrasi dengan peternak
masyarakat lokal, yakni mengunakan pupuk kandang dari ternak kotoran kambing
sebagai pengelolahan tanah dan juga sebagai kesuburan tanaaman. “Ya kami
bekerjasama dengan peternak agar bisa sejalan,” jelasnya.
Dikatakan rumah belajar Holistik literasi yang
didirikan memang diperuntukan untuk para petani dan pelajar setempat guna
membagi ilmu melalui buku-buku yang disediakan ataupun juga dengan menggunakan
potensi lokal yang ada dari masyarakat setempat dalam berbagi pengetahuan
tentang pertanian serta tempat untuk berdiskusi membahas tentang pengelolahan
pertanian. (**)