Pasangkayu, Beritamatra - Akibat kemarau panjang, 120 hektare sawah di Desa Pangiang, Kecamatan Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat kekeringan dan terancam gagal panen.
Para petani pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencari solusi agar sawah mereka bisa dialiri air dimusim kemarau panjang yang hampir tiga bulan. Akibatnya sebagian petani sawah berali fungsikan lahan sawahnya menanam cabai keriting dan jagung.
Dari pantauan media ini, hamparan hektare sawah warga layuh bahkan kekeringan hingga tanahnya membatu terbelah dan terancam mati lantaran tidak ada lagi serapan air di musim kemarau yang cukup panjang ini. Air yang masih mengalir diirigasi sudah tidak cukup lagi dibagi.
Salah satu warga yang ditemui dilokasi sawahnya Mansur mengaku, kondisi kemarau seperti ini sudah hampir tiga bulan. Akibanya sawah warga layu, kering hingga dan terancam gagal panen. Makanya kami berali menanam yang lain.
“Saya terpaksa berali fungsikan lahan sawahnya ditanami cabai keriting, karena sawah yang diharapkan tidak bisa lagi di panen akibat kekurangan serapan air. Lihat saja itu sawah-sawah warga sudah layuh karena kekurangan air” Ungkap Mansur
Terkait hal ini, sejumlah petani pun berharap persolan ini mendapat perhatian dari pemerintah daerah dalam hal bantuan mesin penyedot air dari sungai agar sawah mereka bisa dialiri air meskipun dimusim kemarau seperti saat ini.
Sebab disebutnya, mesin penyedot air dari pemerintah itu belum cukup untuk digunakan mengaliri sawah-sawah warga yang jumlahnya mencapai ratusan hectare tersebut.
Sementara Bahtar selaku Kepala Dusun Kampung Tengah, Desa Pangiang yang juga ditemui dilokasi persawahan berharap persoalan ini mendapat perhatian dari pemerintah untuk memberi tambahan bantuan mesin penyedot air dan solar untuk digunakan menyedot air dari sungai untuk dialiri ke sawah warga. Sebat mesin bantuan pemeritah yang difungsikan saat ini belum cukup menyuplai air ke ratusan hektar sawah itu.
No comments:
Post a Comment