Pasangkayu - Nama lengkapnya, Fayyadh Al Furqon. Dia lebih akrab disapa Fayyadh oleh rekan-rekannya.
Sepintas orang-orang tidak tahu, siapa Fayyadh ini. Namun seiring berjalannya waktu, anak pertama dari pasangan Jamal dan Putri itu, bisa saja menjadi orang terkenal dan dihargai karena prestasinya.
Fayyadh adalah atlet billiar masa depan Kabupaten Pasangkayu, yang mulai menunjukkan kemampuannya di cabang olahraga (cabor) billiar.
Prestasinya memang belum seberapa, tapi setidaknya Fayyadh sudah melakukan sesuatu yang bisa membanggakan keluarga terutama kedua orang tuanya.
Baru-baru ini, Fayyadh keluar sebagai juara 2 di Open Turnamen Billiar diselenggarakan Salili Café Wonomulyo Kabupaten Polman.
Di final Fayyadh dikalahkan oleh pemain senior asal Polman bernama Zul dengan skor 4-5.
Atas prestasi membanggakan itu, pihak keluarga Fayyadh mengaku sudah dihubungi pihak Pengurus Provinsi (Pengprov) Pesatuan Olahraga Billiar Seluruh Indonesia (PONSI) Sulbar, agar Fayyadh ikut tampil di Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) Sulbar Mamuju tahun ini.
“Kemarin itu, Fayyadh sempat ikut turnamen Billiar di Polman, kita kaget dia juara dua,” ucap ayah Fayyadh, yakni Jamal, ditemui saat ikut penonton pertandingan bola di Lapangan Merdeka Pasangkayu, Jumat (9/9/2022).
Dikatakan Open Turnamen Billiar Salili Café Wonomulyo dilaksanakan sekitar Juni 2022 lalu.
Pesertanya sebanyak 45 orang, diikuti pemain billiar se se Kabupaten Polman dan ada pemain asal Pare-pare Sulsel.
Saat diwawancarai didampingi Ayahnya, Fayyadh, menyebut bahwa dalam turnamen itu, ia sempat menyapu bersih kemenangan di babak penyisihan.
“Waktu saya main, kira-kira sekitar lima kali saya menang terus dan masuk di final. Saya kalah di final,” ucap Fayyadh, malu-malu.
Fayyadh, mengaku kenal olahraga billiar baru dua tahun belakangan ini, atau tepatnya 2020 lalu saat corona terjadi seluruh daerah di Indonesia.
"Saya kenal Billiar karena ikut-ikut main di tempat meja billiar keluarga saya di Polman," ucapnya.
Selepas juara di Cafe Salili Wonomulyo Polman, Fayyadh pernah ikut di Open Turnamen Mateng Cup, namun gagal meraih juara.
"Saya sempat ikut ke Mateng Cup tapi tidak juara," pungkasnya.
Diusianya yang masih muda yakni 11 tahun, Fayyadh mampu menginspirasi banyak anak-anak di Pasangkayu.
Melihat prestasi yang ditunjukkan atlet yang masih duduk di bangku sekolah dasar ini, tetunya menjadi sebuah harapan besar agar dapat mengharumkan nama daerah di event-event resmi.
Sebaliknya pemerintah daerah juga harus melirik atlet potensial ini, agar tidak kehilangan arah pembinaan di masa-masa mendatang.
Sumber : Tribun-Sulbar.com
1 comment:
Mantap Berita Matra.
Post a Comment