Saat Jadi
Narasumber Acara Workshop di Yogyakarta
Foto-FB Bappeda Mamuju Utara |
YOGAKARTA – Bupati Mamuju Utara (Matra) Ir H Agus
Ambo Djiwa MP, yang diwakili oleh Kepala Bappeda Matra, Firman SPi MP, jadi
narasumber dalam acara Workshop Pendamping Desa di Sleman Yogyakarta,
Jumat (16/12/2016) lalu.
Seperti yang dipublikasikan melalui facebook Bappeda Mamuju Utara, dalam kesempatan itu, Kepala Bappeda Matra, berbicara masalah peran Tenaga
Pendamping Perencana Desa dalam membantu Pemerintah Desa sampai Kecamatan dalam
pelaksanaan pembangunan yang berbasis Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat atau
yang dikenal dengan sebutan SMART.
Katanya Program
Tenaga Pendamping Perencana Desa Bappeda Matra berdiri sejak 2011, yang dihadapkan
dengan dua permasalahan pokok, yaitu kemiskinan di pedesaan serta kemandirian
dan daya saing yang masih relative rendah, makanya dengan trobosan Tenaga
Pendamping Perencana Desa dipercaya dapat meningkatkan pembangunan berbasis SMART
tersebut.
Selain itu,
keberadaan Tenaga Pendamping Desa juga berfungsi sebagai penggerak masyarakat
desa dimana dapat melakukan perencanaan pembangunan di desa secara
partisifatif, memotivasi masyarakat untuk menggali gagasan dan memanfaatkan
sumber daya di desa. Kemudian membina kegiatan swadaya masyarakat desa terhadap
kesadaran hukum, kesadaran lingkungan hidup, pengembangan budaya lokal,
pemanfaatan teknologi tepat guna serta pembinaan mental, spiritual.
Selanjutnya fungsi
utama Tenaga Pendamping Perencana desa adalah sebagai fasilitator.
Tenaga Pendamping Perencana Desa Bappeda Matra adalah perpanjangan tangan Bappeda yang ada di desa untuk mendekatkan proses pelayanan perencanaan, percepatan informasi dari desa ke kabupaten.
Tenaga Pendamping Perencana Desa Bappeda Matra adalah perpanjangan tangan Bappeda yang ada di desa untuk mendekatkan proses pelayanan perencanaan, percepatan informasi dari desa ke kabupaten.
Masih dalam
acara Workshop, Bappeda Matra merekrut Tenaga Pendamping Perencana Desa dari
anak lokal desa setempat. Tujuan merekrut anak lokal desa setempat di pandang
anak lokal lebih mengerti tentang kondisi dan paham tentang daerahnya dan
peduli terhadap desanya sehingga kerjanya bisa nyata dan lebih efektif serta
biaya yang ditimbulkannya lebih sedikit karena tinggal di rumahnya sendiri di
desa tersebut.
Untuk
diketahui honor yang diberikan dari Pemkab Matra ke Tenaga Pendamping Perencana
Desa ini memang terbilang sedikit karena keterbatasannya APBD Kabupaten Matra.
Namun setelah adanya kebijakan dari Pemerintah Pusat adanya pendamping desa dan
direkrut dengan sistem pemerintah pusat serta gajinya yang cukup besar, hal ini
berdampak kepada Tenaga Pendamping Perencana Desa Bappeda Matra.
Meskipun Tenaga
Pendamping Desa dari Kementerian Desa yang ditempatkan di daerah dan desa
dengan gaji yang tinggi, Kabupaten Matra tetap konsisten terhadap konsep dan
penerapan Tenaga Pendaming Perencana Desa, Kecamatan dan di Kabupaten sebagai
Program berkelanjutan berbasis Sumber Daya lokal atau sumber daya organik dalam
istilah Research IRE. (bm/**)