PASANGKAYU - Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara,
melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), melakukan pertemuan
konsultasi masyarakat (PKM-1), yang melibatkan para tokoh masyarakat Kota
Pasangkayu, yang dipusatkan di Aula Hotel Devonder, Jumat, 28 Juli 2017.
Pertemuan terbatas dalam rangka membahas
rencana revitalisasi sungai Kota Pasangkayu itu, melibatkan OPD terkait,
Pemerintah Kecamatan Pasangkayu, Kelurahan Pasangkayu, Perangkat Desa Ako, dan
para tokoh masyarakat setempat.
Pada pertemuan itu pula, turut dihadiri
Kepala Dinas PUPR, Budiyansa ST, Kabid SDA Kartini Ambo Djiwa, dan pihak
rekanan pelaksana kegiatan, yakni Leader PT Vertikal Horizontal Eng, Ir
Hermawan.
Dalam kesempatan itu, Kadis PUPR, Budiyansa,
memaparkan konsep rencana revitalisasi sungai Kota Pasangkayu pada pertemuan
konsultasi dengan para tokoh masyarakat. Bahkan ia menjelaskan beberapa
persoalan teknis yang sifatnya harus
diselesaikan, melalui musyawarah mufakat dengan tokoh masyarakat sendiri.
“ Jadi ke depan panjang revitalisasi sungai
Kota Pasangkayu ini sepanjang 7 Kilometer. Maka ini yang Perlu didiskusikan,
sehingga tidak ada lagi problem dibelakangnya,” ungkap Budiyansa, yang juga
mantan Kabid Bina Marga tersebut.
Budi, sapaannya, dalam kesempatan ini pun
melibatkan OPD terkait, seperti Bappeda, perwakilan Camat Pasangkayu, Kepala
Desa Ako Mardin, dan para tetuahdiyakini sebagai tokoh masyarakat, untuk turut
andil angkat bicara berdiskusi terbuka mencari jalan keluar dari rencana
revitalisasi sungai Pasangkayu.
Menurut ia, soal pembebasan lahan terhadap
warga pemilik lahan dengan nada tegas, ia meyakinkan para tokoh masyarakat
bahwa akan diselesaikan segera mungkin.
“ soal pembebasan lahan nanti saya
perintahkan jajaran di Dinas PUPR untuk menyelesaikanya,” terang orang nomor
satu di PU Matra itu.
Budi menambahkan, terkait para petani yang
selama inimenggunakan sungai Pasangkayu, seperti petani sawah dan empang,
seperti disampaikan Kepala Desa Ako, Mardin, yang mengkhawatirkan warganya
kelak tidak peroleh air lagi akibat proyek revitalisasi sungai Pasangkayu ini.
Maka ia memberikan jawaban bahwa anggapan
seperti itu tidak benar. Karena revitalisasi sungai tujuannya untuk melakukan
penataan kota dengan baik. Sehingga ketika musim hujan tiba, maka kota
Pasangkayu dampaknya tidak lagi banjir atapun tergenang air.
“Perintah dari pak bupati (Agus Ambo
Djiwa,red) maunya Kota Pasangkayu tidak banjir lagi tiap musim hujan tiba, ya,
solusinya dengan revitalisasi ini,” terangnya.
Sementara itu, Team Leader PT Vertikal
Horizon ENG, Ir Hermawan, sebagai pelaksana kegiatan revitalisasi sungai
Pasangkayu, secara teknis menyampaikan, secara umum kondisi topografi daerah
aliran sungai Pasangkayu, yakni berbukit-bukit cembung dengan bentuk permukaan
dari datar, bergelombang, dan berbukit.Maka strategi aliran sungai ini memiliki
pola yang unik, dengan sistem drainase yang kompleks.
“Sehingga kondisi seperti itu mempermudah
kegiatan revitalisasi sungai kedepannya,”ujarnya.
Pria dengan ciri khas memakai kacamata itu,
menambahkan, pada bagian hulu dijumpai daerah dengan kemiringan lerengnya cukup
curam. Kata dia, sungai Pasangkayu mulai dari hulu ke hilir adalah
berkelok-kelok, apalagi bagian utama sungai hingga masuk ke tengah anak
sungainya menyatu. Dengan berkelok itu, penyerapan air di dalam tanah bisa
meresap dan tak akan pernah alami kekeringan. Sementara sistem drainase aliran
sungai memakai pola aliran sungai sistem menyebar, terutama bagian hulu.
“Hal ini membuktikan kita keadaan
sungaiPasangkayu ini sebagian besar masih berupa hutan asli, yang memberikan
angka kerapan tinggi dan begitu cocokdilakukan
penataan,”pungkasnya.(A1/FIRMANSYAH)