8 November 2016

Karakter Pemuda Kontemporer

         
Arsyad Ibrahim, S.

Maju mundurnya suatu Negara tidak lepas dari sikap memuda hari ini, bahkan saya beranggapan bahwa kemerdekaan Negara Indonesia berkat kerja keras pemuda yang menyatukan gagasan dan persepsi yang lahir dari suatu perbedaan. Namun seiring berjalannya waktu karakter kesatuan yang murni lahir dari pemuda terkikis oleh kebiasaan-kebiasaan dan menjadi budaya yang tidak semestinya lahir dalam watak kepemudaan yang sesungguhnya, “hedonisme”.
Singmen fruith, dalam bukunya menjelaskan bahwa sikap apatis yang dimiliki oleh pemuda akan mengantarnya ke ruang-ruang dimana mereka hanya berfikir tentang kehidupanya sendiri tanpa memahami bahwa dibalik kehidupan yang dijalaninya terdapat tanggung jawab besar untuk orang lain.
Karakter itulah yang mengerogoti watak pemuda hari ini, sehingga tidak heran jika banyak pemuda yang besikap acuh tak acuh terhadap kondisi sosial. Semestinya, kita selaku pemuda mampu menjadi ujung tombak dan berdiri digarda terdepan menyikapi situasi-situasi social, dimana fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat yang seharusnya mengundang perhatian pemuda untuk duduk bersama sebagai bentuk kepedulian terhadap situasi masyarakat.
Jika hal itu yang dilakukan pemuda hari ini, maka tidak menutup kemungkinan sejarah baru akan lahir kembali, sehingga problem yang terjadi akan terkubur seiring berjalannya waktu. Olehnya itu, bentuk perhatian terkhusus untuk para pemuda kontemporer (masa kini) sangat dibutuhkan demi tercipatnya masyarakat yang sejahtera.
Diharapkan pemuda masa kini mampu memunculkan tindakan baru sehingga cita-cita untuk menjadi negara yang sejahtera dapat terwujud secara menyeluruh di kalangan masyarakat, karena kita tahu bahwa perubahan lahir tidak lepas dari tindakan dan sikap loyalitas yang dimiliki oleh pemuda ada di muka bumi ini.


Oleh : Arsyad Ibrahim, S

Penulis adalah mahasiswa Universitas Tadulako

Masyarakat Mamuju Utara Sul-Bar.