23 May 2017

Mendapat Sorotan, Kartini Agendakan Tinjau Proyek Irigasi di Bambaira

Kabid SDA Kartini Ambo Djiwa
PASANGKAYU - Masyarakat Desa Bambaira soroti Proyek Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi Persawahan Bambaira yang menelan dana Rp 2,6 Miliar. Pasalnya pekerjaan irigasi itu tidak memakai tulang besi, dan tidak menggunakan papan proyek. Sehingga masyarakat menilai proyek ini diragukan kualitas pekerjaannya, dan terkesan sengaja disembunyikan.
Salah seorang petani, Askar, mengatakan pekerjaan irigasi sawah di Bambaira sudah baik, namun tidak sesuai dengan yang diinginkan.
Kata dia, pekerjaan rehab irigasi sepanjang 700 Meter ditambah susunan batu tapi tidak memakai tulang besi. Sehingga pekerjaan ini diragukan kualitasnya, dan tidak bakal bertahan lama.
"Musim hujan tiba kadang irigasi jebol dan air meluap merusak padi sawah, maka kami bersyukur irigasi diperbaiki. Tapi kami petani ragu jika diperbaiki tidak memakai besi didalamnya," ungkap petani sawah ini pada wartawan, Selasa, 23 Mei 2017.
Dia menambahkan, tidak ada sepotong besi di lokasi pekerjaan irigasi, maka dipastikan sambungan irigasi tidak memakai tulangan. Selain itu, ia menjelaskan kurang lebih dua pekan pekerjaan dilaksanakan namun tidak ditemukan papan proyeknya terpampang.
"Jadi kami tidak mengetahui jelas berapa dana dan waktu pelaksanaan proyek ini,"jelasnya lagi.
Secara terpisah, Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Matra, Kartini Ambo Djiwa, dikonfirmasi awak media di ruangan kerjanya, membenarkan peningkatan dan rehabilitasi Irigasi sawah Bambaira bersumber dari APBD Matra yang melekat di dinas pekerjaan umum.
Kata dia, ada tiga peningkatan irigasi tahun 2017 ini, selain Bambaira juga ada pembangunan irigasi di Martajaya (Pasangkayu) dan Rontojali (Dapurang).
"Jadi tolong, ya, kawan-kawan Pers dan LSM dibantu mengawasi pekerjaan irigasi ini. Saya mau pihak rekanan bekerja dengan professional,"ungkap Kartini, yang merupakan keponakan kandung bupati Matra, Agus Ambo Djiwa ini.
Disinggung terkait keluhan masyarakat terhadap kualitas pekerjaan yang diduga tidak memakai besi tulangan. Dan proyek irigasi itu tidak memakai papan proyek sehingga terkesan disembunyikan, dan ia menegaskan dalam waktu dekat ini bakal turun langsung meninjau proyek yang dikerjakan PT Tiga Bintang Geriya Sarana ini.
Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah proyek selesai maka yang menikmati pasti masyarakat sendiri. Olehnya pekerjaan di lapangan harus disesuaikan dengan keinginan masyarakat.

"Terkait pengawasan pekerjaan kami juga gandeng pihak kejaksaan. Moga-moga tidak nakal dan mau mengambil keuntungan semata,"pungkasnya. (A1/bm/firmansyah)