Kabid SDA Kartini Ambo Djiwa |
PASANGKAYU - Masyarakat
Desa Bambaira soroti Proyek Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi Persawahan
Bambaira yang menelan dana Rp 2,6 Miliar. Pasalnya pekerjaan irigasi itu tidak
memakai tulang besi, dan tidak menggunakan papan proyek. Sehingga masyarakat
menilai proyek ini diragukan kualitas pekerjaannya, dan terkesan sengaja
disembunyikan.
Salah seorang petani, Askar, mengatakan
pekerjaan irigasi sawah di Bambaira sudah baik, namun tidak sesuai dengan yang
diinginkan.
Kata dia, pekerjaan rehab irigasi sepanjang
700 Meter ditambah susunan batu tapi tidak memakai tulang besi. Sehingga pekerjaan
ini diragukan kualitasnya, dan tidak bakal bertahan lama.
"Musim hujan tiba kadang irigasi jebol
dan air meluap merusak padi sawah, maka kami bersyukur irigasi diperbaiki. Tapi
kami petani ragu jika diperbaiki tidak memakai besi didalamnya," ungkap
petani sawah ini pada wartawan, Selasa, 23 Mei 2017.
Dia menambahkan, tidak ada sepotong besi di
lokasi pekerjaan irigasi, maka dipastikan sambungan irigasi tidak memakai
tulangan. Selain itu, ia menjelaskan kurang lebih dua pekan pekerjaan
dilaksanakan namun tidak ditemukan papan proyeknya terpampang.
"Jadi kami tidak mengetahui jelas berapa
dana dan waktu pelaksanaan proyek ini,"jelasnya lagi.
Secara terpisah, Kabid Sumber Daya Air Dinas
PUPR Matra, Kartini Ambo Djiwa, dikonfirmasi awak media di ruangan kerjanya,
membenarkan peningkatan dan rehabilitasi Irigasi sawah Bambaira bersumber dari
APBD Matra yang melekat di dinas pekerjaan umum.
Kata dia, ada tiga peningkatan irigasi tahun
2017 ini, selain Bambaira juga ada pembangunan irigasi di Martajaya (Pasangkayu)
dan Rontojali (Dapurang).
"Jadi tolong, ya, kawan-kawan Pers dan
LSM dibantu mengawasi pekerjaan irigasi ini. Saya mau pihak rekanan bekerja
dengan professional,"ungkap Kartini, yang merupakan keponakan kandung
bupati Matra, Agus Ambo Djiwa ini.
Disinggung terkait keluhan masyarakat
terhadap kualitas pekerjaan yang diduga tidak memakai besi tulangan. Dan proyek
irigasi itu tidak memakai papan proyek sehingga terkesan disembunyikan, dan ia menegaskan
dalam waktu dekat ini bakal turun langsung meninjau proyek yang dikerjakan PT Tiga
Bintang Geriya Sarana ini.
Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah proyek
selesai maka yang menikmati pasti masyarakat sendiri. Olehnya pekerjaan di
lapangan harus disesuaikan dengan keinginan masyarakat.
"Terkait pengawasan pekerjaan kami juga
gandeng pihak kejaksaan. Moga-moga tidak nakal dan mau mengambil keuntungan
semata,"pungkasnya. (A1/bm/firmansyah)