27 July 2018

Tim Tari Pasangkayu akan Tampil di Festival Teluk Mandar

PASANGKAYU, Beritamatra – Jika tidak ada aral melintang, para penari binaan Ikatan Kesenian Kreasi Matra (IKKM) akan tampil diacara Festival Pesona Teluk Mandar (FPTM) yang akan diselenggarakan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) 12 – 15 Agustus 2018.
Andi Latifa saat memperlihatkan contoh gerakan tari yang benar.
Jelang pelaksanaan FPTM dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Majene ke-472 ini, para penari IKKM terus digenjot mematangkan persiapan agar bisa tampil maksimal. 
“Alhamdulillah, kami dari IKKM kembali mendapat kepercayaan mewakili Kabupaten Pasangkayu ikut tampil di Festival Teluk Mandar, dan saat ini kami sementara terus melakukan persiapan,” kata Pendiri sekaligus Pembina IKKM, Andi Latifa Arifin S.Pd, kepada Berita Matra, Jumat 27 Juli 2018.
Disampaikan bahwa sedikitnya akan ada 14 orang penari pilihan binaan IKKM yang nyaris dipastikan tampil di FPTM tersebut, dua dintara penari ini, diambil dari pelajar asal suku Dusun Kalibamba Desa Polewali Kecamatan Bambalamotu.
“Ini adalah persembahan tari, dan kami yang akan mewakili Kabupaten Pasangkayu,” ucapnya.
Menurutnya acara akbar seperti FPTM adalah panggung terbesar untuk kolaborasi Korean, ehingga diharapkan kepada seluruh penari yang ditunjuk bisa mengikuti persiapan dengan sungguh-sungguh.
“Jadi tidak ada alasan lagi untuk bermalas-malasan dalam latihan, apa lagi kita mewakili nama daerah sendiri,” terangnya.
Ditambahkan bahwa sejauh ini sudah 70 persen kesiapan dalam latihan karya baru yang akan ditambil di Festival Teluk Mandar nanti. “Sementara ini kami masih latihan di PT Astra Makmur Jaya, kebetulan ada beberapa siswa kami dari sekolah itu,” tambahnya.
Andi Latifa, berharap melalui Festival Teluk Mandar ini, pemerintah daerah bisa terus memperhatikan pelestarian kesenian di Kabupaten Pasangkayu. “Apa lagi kita di Pasangkayu, dikenal ada suku Bunggu yang bisa orbitkan untuk diperkenalkan ke daerah-daerah lain,” pungkasnya.
Penulis : Egi Sugianto 
Editor    : Egi Sugianto

26 July 2018

Ketua Umum PB PMII Lantik Pengurus Cabang Pasangkayu

PASANGKAYU, Beritamatra – Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhiddin Nur, melantik pengurus baru PMII Kabupaten Pasangkayu di aulah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah DDI Kabupaten Pasangkayu, Rabu 25 Juli 2018.
Dalam kesempatan itu, Muhiddin Nur, berpesan kepada seluruh kader dan pengurus yang baru saja dilantik agar bersungguh sungguh dalam mengemban amana sesuai tujuan lahirnya PMII.
“Pertama, kami ucapkan selamat atas dilantinya pengurus baru PMII Kabupaten Pasangkayu. Saya berharap PMII Kabupaten Pasangkayu, bisa bersinergi dengan PMII Pusat dalam menjalankan tugas-tugas organisasi,” katanya.
Menurutnya, kader PMII itu sejatinya harus bermanfaat bagi masyarakat dan bukanlah sebuah jabatan bukanlah hal harus diprioritaskan dalam berorganisasi. “Karena kita ini berda ditengah-tengah masyarakat, sejatinya kita harus bermanfaat kepada masyarakat,” imbuhnya.
Sementara, Asisten Bidang Pemerintahan Pemkab Pasangkayu, H Makmur, berharap PMII harus mampu menjadi organisasi maju yang mampu menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan  di Kabupaten Pasangkayu. “Bermitra untuk membangun masayarakat  melalui bidang keagamaan,” harapnya.
Selain dihadiri dari pihak pemerintah, kegiatan ini juga dihadiri Pengurus cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Pasangkayu, H Maslim Alimin,S.Ag MA dan Kabag Sumda Polres Mamuju Utara Kompol Tandi Ruruk. (a1)

24 July 2018

Pemenang Lomba Diberi Penghargaan di Hari Bhakti Adhyaksa

PASANGKAYU, Beritamatra – Sama dengan daerah-daerah lain, dalam peringatan Hari Bhakti Adhyaksa ke-58, Kejaksaan Negeri Pasangkayu memperingatinya dengan upacara bersama di Halaman Kantor Kejaksaan Negeri Pasangkayu, Senin 23 Juli 2018.

Upacara tersebut, dihadiri langsung oleh Bupati Bupati Pasangkayu, Ir H Agus Ambo Djiwa MP bersama wakil Bupati Drs H Muhammad Saal. Upacara itu, dipimpin langsung oleh Kepala Kejaksaan Pasangkayu Imanuel Rudy Pailang, SH, MH.
Imanuel Rudy Pailang, mengatakan ditengah realitas kemajemukan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan golongan dengan beragamnya bahasa, adat dan budaya negeri dewasa ini, sepatunya untuk diwaspadai akan timbulnya perbedaan yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya konflik.
Olehnya itu, kata Kepala Kejaksaan Pasangkayu,semua diantara kita dituntut dan wajib turut menjaga harmoni dan stabilitas ketentraman. “Dan keamanan untuk mencegah timbulnya kegaduhan dan perpecahan di lingkungan masyarakat,” pesannya.
Usai upacara, Imanuel Rudy Pailang, menyampaikan bahwa dalam rangka menyemarakkan Hari Bakti Adhiyaksa ini, telah dilaksanakan penyerahan piagam penghargaan bagi pemenang lomba pidato, paduan suara, lomba catur dan tenis meja. “Kegiatan lomba ini bertujuan untuk menggairakan peringatan hari bhakti adhyaksa,” tambahnya.
Selain dihadiri Bupati dan Wabu, juga hadiri Ketua DPRD Pasangkayu, Kapolres Mamuju Utara Wakil Ketua Pengadilan Negeri Pasangkayu, para Kepala OPD, Camat, Kepala Desa. (a1)


19 July 2018

Asas Persaudaraan Jadi Dasar Penyelesaian Tapal Batas

PASANGKAYU, Beritamatra– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasangkayu, menerima kunjngan kerja dari Pemkab Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), yang diterima oleh Wakil Bupati Pasangkayu, Drs H Muhammad Saal, Rabu 18 Juli 2018.



Bersama pimpinan OPD serta unsur pimpinan Forkopimda, Muhammad Saal, menyambut hangat pejabat dari daerah tentangga yang dijuluki kota “adat” Sigi itu. Kedatangan Pemkab Sigi dalam rangka membahas kesepakatan bersama terkait tapal batas antar kedua kabupaten.
Selain dihadiri Asisten I Pemkab Sigi, Udin Djamalin, dalam rombongan tersebut juga Nampak Aminuddin Atjo, yang merupakan mantan Sekretaris Kota Palu, adalah teman lama H Muhammad Saal, semasa di Palu.
Dalam diskusi berlangsung, tapal batas yang menjadi pokok pembahasan tak lain adalah wilayah Pasangkayu yang berbatasan dengan Kabupaten Sigi, Provinsi Sulteng, yakni Desa Ompi, Desa Bukit Harapan, Kecamatan Bulutaba, Desa Sipakainga Kecamatan Duripoku, dan Desa Benggaulu Kecamatan Dapurang.
Kesepakatan ini nantinya, akan dituangkan dalam sebuah rekomendasi yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Rekomendasi itu juga berisi poin pembentukan tim terpadu yang akan berfungsi mensosialisasikan kemasyarakat tentang kesepakatan kedua belah pihak.
Demikian yang disampaikan oleh  Asisten I Pemkab Sigi, Udin Djamalin, terkait hasil pembahasan yang menjadi rujukan ke Kemendagri pada tanggal 30 Juli mendatang.
Lebih lanjut, Asisten I Pemkab Sigi, Udin Djamalin, menyatakan bahwa kepakatan ini merupakan hal yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Untuk menempuh itu, dengan berlandaskan asas persaudaraan maka hal itu bisa diselesaikan.
“Dengan asas persaudaraan jadi jadi dasar kita dalam penyelesaian tapal batas ini hingga tuntas,” terangnya.
Hal itu, diamini oleh Wabup Pasangkayu, Muhammad Saal, yang menyatakan bahwa penentuan tapal batas tersebut, kedua Pemda baik Pasangkayu dan Sigi, tetap akan mengacu pada Kepmendagri Nomor 52 tahun 1991 tentang penegasan garis batas wilayah antara Provinisi Sulbar dan Provinsi Sulteng.
“ Kami sepakat mengacu pada Kepmendagri Nomor 52 tahun 1991. Serta tidak saling menghilangkan hak. Semisal jika ada masyarakat Pasangkayu memiliki kegiatan di Kabupaten Sigi sepanjang memenuhi unsur aturan prosedur yang ada itu tidak saling menghilangkan haknya. Begitupun sebaliknya,” imbunya. (egi sugianto)

Membanggakan, Pelajar Pasangkayu ini Lolos Paskibraka Nasional

PASANGKAYU, Beritamatra– Bendera pusaka kembali akan dikibarkan di Istana Negara di Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2018 mendatan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, putra-putri terbaik yang akan bertugas sebagai pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) akan dilaksanakan oleh utusan terbaik dari seluruh provinsi di tanai air, termasuk dari Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).

Salah satu putra terbaik dari tanah “Malaqbi” Sulbar, adalah utusan Kabupaten Pasangkayu, yakni siswa asal SMAN 1 Tikke Raya bernama M.Riyan Dwi Putra.
Belum lama ini, Riyan, yang didampingi kedua orang tuanya berpamitan kepada pemerintah Kabupaten Pasangkayu, yang diterima langsung oleh Wakil Bupati Pasangkayu Bapak Drs. H. M. Saal. Acara pelepasan yang berlangsung sederhana di kantor Bupati Pasangkayu ini, jua dihadiri Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pasangkayu.
Kepada Wabup, Riyan, mengaku bangga bisa mengambil bagian sebagai pengibar bendera secara nasional mewakili daerah sendiri. “Saya dinyatakan lolos ke Nasional setelah melalui beberapa tahan seleksi di tingkat Kabupaten dan Pronvinsi,” ujarnya.
Sementara Wabup M Saal, mengapresiasi lolonya siswa SMAN 1 Tikke Raya ini, mewakili daerah ke tingkat nasional. Menurutnya itu adalah prestasi membanggakan yang harusnya dapat menjadi motivasi bagi siswa yang lain yang di Kabupaten Pasangkayu.
“Ini adalah kesempatan sangat langka bagi setiap pelajar di Kabupaten Pasangkayu maka dari itu Riyan harus betul -betul memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik,” kata Wabup.
Secara singkat M Saal, berpesan agar setibanya di Nasional Riyan, harus bisa menjaga kesehatan dalam mengikuti setiap rangkaian latihan sebelum tiba hari penugasan yang berharga ini.
“Intinya jaga kesehatan pada saat latihan, tetap menjaga stamina agar bisa tampil baik dan sempurna pada saat bertugas di Istana Merdeka pada tanggal 17 Agustus 2018 nanti,” pesan M Saal, yang disambut senyum bahagia oleh Riyan. (egi sugianto)


Uji Publik Ranperda PPA, Pemkab Hadirkan Tenaga Ahli dari Untad

PASANGKAYU, Beritamatra – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasangkayu, melalui Bagian Hukum dan HAM Sekretaria Daerah mulai melakukan uji publik Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Perlindungan Perempuan dan Anak, yang berlangsung di Aula Mutiara Hotel Pasangkayu, Kamis 17 Juli 2018.

Kegiatan ini dihadiri oleh salah satu Dosen Universitas Tadulako (Untad) Randi Atma R Massi, S.H., M.H. yang bertindak sebagai narasumber Tenaga Ahli Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Ranperda Tentang Perlindungan Perempuan dan Anak.
Kegiatan itu, dibuka oleh Asisten Bidang Pemerintahan, Kesra, dan Bina Mental Sekretariat Daerah Kabupaten Pasangkayu, Hi. Makmur. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa kegiatan itu, bertujuan untuk memberikan gambaran umum kepada peserta Uji Publik terkait arah pengaturan Ranperda tentang Perlindungan Perempuan dan Anak serta untuk menjaring aspirasi masyarakat guna memperkaya materi muatan Ranperda tersebut.
“Diharapkan kepada seluruh peserta agar supaya mengikuti acara ini dengan seksama kerena mengingat pentingnya Ranperda Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Pasangkayu, sehingga dapat menjadi perhatian bagi kita semua dalam pemenuhan Hak Perempuan dan Anak dibidang sosial, kesehatan, dan pendidikan,” jelasnya.
Mewakili pemerintah daerah ia berharap lebih agar dalam penyusunan Ranperda mendapat hasil maksimal sehingga pemerintah daerah dapat mengambil peran sesuai dengan kewenangannya dalam upaya memberikan Perlindungan kepada Perempuan dan Anak. Karena masalah Perempuan dan anak ini sudah menjadi perhatian kita semua,” Ungkapnya.

Kegiatan ini berjalan sebagai tindak lanjut dari ketentuan Pasal 12 Ayat (2) Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka Pemkab Pasangkayu menyusun sebuah regulasi yang menjamin terselenggaranya Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Pasangkayu. (rilis humas)

10 June 2018

Operasi Ketupat Berjalan Selama18 Hari

PASANGKAYU - Polres Mamuju Utara, melaksana upacara gelar pasukan Operasi Kepolisian Terpusat dengan sandi "Ketupat" 2018 di lapangan Merdeka Pasangkayu, Rabu 06 Juni 2018. 
Apel gelar pasukan operasi tersebut, bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Pasangkayu, Ir H Agus Ambo Djiwa MP, yang dilanjutkan periksaan kesiapan pasukan, yang diikuti jajaran TNI/Polri, Pemda serta stackholder terkait dan elemen masyarakat.
Umumnya operasi terpusat ini bertujuan untuk mengamankan perayaan Idul Fitri tahun ini, yang dijadwakan diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia selama 18 hari, terhitung mulai tanggal 7 hingga 24 Juni 2018 mendatang.
Dalam sambutannya , Agus Ambo Djiwa, menyampaikan beberapa hal yang menjadi skala prioritas yang harus diperhatikan, terdiri dari kerawanan stabilitas harga dan ketersediannya pangan, potensi permasalahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik.
"Dan potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainya seperti curat, curas, curamor, begal dan hipnotis," katanya.
Untuk kata Bupati, para Kasatwil diharapkan dapat mengambil langkah penegakkan hukum secara tegas sehingga bisa menekan potensi yang ada. 
"Potensi ancamanitu mulai dari tindak pidana terorisme, guna mengantisipasi  potensi aksi terorisme. Dan pengamanan tempat Ibadah, pusat keramaian, mako Polri, serta aspek keselamatan Personil pengamanan harus menjadi perhatian," tegasnya.
Menurutnyaseluruh Kasatwil harusnya menjadi yang terdepan bersama masyarakat untuk terus meningkatkan kegiatan deteksi intelejen yang diimbangi dengan upaya para satgas anti teror di seluruh polda jajaran.
"Kami berharap kepada seluruh jajaran untuk terus menerus meningkatkan kerjasama dengan rekan rekan TNI Serta Stakeholder Terkait lainnya," harapanya. (ES)

Pendamping, Diharapkan Menjadi Wadah yang Bisa Meningkatkan Kualitas Diri

PASANGKAYU - Badan Perencana Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pembangunan (Bappeda Litbang) Kabupaten Pasangkayu, telah membentuk Tenaga Pendamping Perencana dan Pemberdayaan (TP3) yang disebar di tingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten.
Terbentuknya Tenaga Perencanaan ini dengan tujuan untuk melakukan monitoring terhadap kegiatan pembangunan di tingkat Desa hingga tingkat Kabupaten sesuai program Nawa Jiwa Bupati Pasangkayu Ir H Agus Ambo Djiwa MP.
Bertempat di Aula Beppeda Litbang Kabupaten Pasangkayu, Senin 04 Juni 2018, Bappeda Litbang Kabupaten Pasangkayu kembali mengundang puluhan anggota TP3 dengan agenda rapat koordinasi, mengingat sudah memasuki pertengahan tahun dalam pelaksanaan program pemeritah Kabupaten Pasangkayu di tahun 2018.

"Sebelum menyusun rencana aksi, pemahaman tugas pokok dulu ke teman-teman yang lebih penting untuk dipahami," kata Pembimbing TP3 Bappeda Litbang Pasangkayu, Syahril dalam rapat koordinasi berlangsung.
Diharapkan kepada TP3 yang sudah lama bergabung baru maupun yang baru bergabung agar bisa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga apa yang menjadi target dalam pendampingan program pemerintah daerah dapat terlaksanakan sesuai diharapkan.
"Kita juga berharap Kepala Desa atau Camat bisa bekerjasama dengan hadirinya tenaga pendamping ini," harapnya.
Sementara Sekretari Bappeda Litbang Kabupaten Pasangkayu, Arhamuddin SE MP, menambahkan bahwa yang ditunggu dari teman-teman damping adalah kemauan dalam berproses.
"Kareba berbicara masalah perencanaan itu sudah bertahun dilakukan bahwa sudah sering dilakukan pelatihan," tambahnya.
Kepala Bappeda Litbang Pasangkayu, Firman menyebutkan bahwa tenaga perencana dibentuk sejak 2011, dengan harapan hadirnya tenaga pendamping bisa bermanfaat ketika masih aktif atau sudah bekerja di tempat lain.
"Karena memang kami menyiapkan wadahnya agar kalian bisa berlajar sepuas-puasnya dan tentunya kita berharap untuk meningkatkan kualitas diri kita," harapnya. (ES) 

Tanggul Lariang Jebol, Kalindu Teracam Tenggelam

LARIANG - Jebolnya tanggul sungai lariang nampak menjadi ancaman serius khusunya kepada warga yang bermukim di Dusun Kalindu Desa Lariang Kecamatan Tikke Raya Kabupaten Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat. Pasalnya, apa bila tanggul sungai terbesar di Sulawesi itu, tidak segera ditangani maka lebih dari 100 KK di daerah itu akan menjadi pulau bahkan terancam hilang terbawa air sungai.
Ratusan warga di Dusun Kaindu, sudah diresahkan soal ancaman banjir meski pemerintah desa bersama pihak perusahaan lokal sudah melakukan upaya untuk membenahi tanggul tersebut.
Pantauan di lapangan, Minggu 3 Juni 2018, proses pekerjaan tanggul masih terus berlangsung. Disisi lain sebagian warga yang terancam terkena dampak banjir sudah mengungsi ke desa tetangga. 
Menurut Ketua RT 2 Dusun Kalindu Sahebe (61), pasca jebolnya tanggul sungai Lariang akhir Maret lalu, kondisi masyarakat di daerah itu sudah lesuh dalam beberapa waktu terakhir. Katanya warga sudah tidak berkebun, selain bersiap-siap untuk mengungsi apa bila air sungai meluap.
"Memang di daerah kami sering banjir kalau genangan air naik lagi. Tapi kali ini kami benar-benar takut karena sudah hampir memutus jalan utama," ucapnya.
Disampaikan bahwa jalan utama menuju Dusun Kalindu sudah hampir terputus karena terkikis air sungai. "Karena tanggul utama jebol, jadi air melebar sampai merusak jalan utama. Kalau ini dibiarkan bisa-bisa kampung kami akan hilang," katanya.
Selanjutnya, Sahebe, menyampaikan bahwa diantara bulan April dan bulan Mei setiap tahunnya memang sudah sering terjadi genangan air hasil luapan dari sungai lariang. Tapi kali ini sudah lain dari biasanya,  tidak hanya genangan tapi sudah ada tanda-tanda akan memutus jalan raya jika tidak ditangani.
"Iya. Sebenarnya kejadian banjir sudah menjadi musiman dan kami hafal betul kapan air sungai akan naik. Tapi kali ini beda, kita sudah takut," ujarnya.
Disebutkan bahwa kejadian tanggul jebol ini, adalah pertama kali sejak 1957 atau selama dia dilahirkan di Dusun Kalindu. "Seingat saya ini yang pertama dan terparah. Parahnya silahkan anda lihat langsung tida usah saya yang bicara," terangnya. 
"Kami sulit tidur. Biasa mata tertutup pikiran jalan terus karena kami takut karena tanda-tanda kelihatan mau menghancurkan," tambahnya.
Untuk sementara waktu pahak PT Astra Agro Lestari, yang diketahui memiliki lahan perkebunan disekitar sungai lariang telang melakukan upaya perbaikan tanggul bersama masyarakat. (ES)

17 May 2018

TULISAN : Ternyata Dia Kepala Puskesmas

Masih teringat DAA Smart Di Dusun Kalindapu Desa Tampaure minggu, 13 Mei 2018 kemarin, ada sebuah kenangan yang sangat mengesangkan sampai pada diskusi dipuskesmas Rabu,16 Mei 2018 yang kalau di ingat-ingat akan mengundang senyum dan tawa, bahagia bercampur rasa tidak percaya bahwa dialah orangnya ?
Apa itu ? yah siapa lagi kalau bukan kepala Puskesmas Bambaira yang murah senyum dan orangnya cepat banget akrab dengan para pasiennya. ko bisa dia mengesangkan bagimu ?
Jawabannya gini, sebelumnya saya datang ke puskesmas pada tanggal 10 Mei 2018.dalam rangka untuk diskusi mengenai program unggulan Bupati Pasangkayu tentang DAA Smart.
Ketika saya masuk dalam puskesmas saya bertanya di bagian loket, Mbak dimana saya bisa diskusi yang membidani masalah DAA Smart, Terus tiba-tiba di samping saya ada yang menjawab bisa dengan saya kalau bertanya masalah program itu.
Saya langsung senyum karna mungkin inilah Ibu yang bertanggung jawab soal DAA Smart, saya pun mengajukan pertanyaan boleh sekarang diskusi, tapi sebelum Ibu itu menjawab malah dia bertanya dari mana Nak, sontak saya katakan saya dari pendamping BAPPEDA, Ibu itu kemudian jawab pertanyaan tadi, Nak besok lah diskusinya karna hari ini ingin rapat semua jajaran pegawai di lingkungan puskesmas.
Sebenarnya hari itu ingin sekali diskusi tapi apalah daya karna ada rapat, tapi dalam fikirku dimana yah kepala puskemasnya ko tidak muncul. Karna setauku kepala puskesmas itu Bapak...aduh siapa yah namanya ? Lupa saya namanya.
Tapi tampa lama-lama berfikir saya pamit pulang kepada Ibu di samping tadi bahwa besok lah saya datang diskusi. 
Esok harinya Jumat,11 Mei 2018 jadwal padat sehingga tidak memungkinkan hadir untuk diskusi.
Tiba saatnya kegiatan Minggu,13 Mei 2018 DAA Smart terlaksana di dusun kalindapu saya pun menghadiri beberapa rangkaian agendanya yaitu sosialisaai kesehatan bahkan menyaksikan langsung praktek tentang tata cara membersihkan tangan dari kotoran dengan cara mencuci dengan sabun dan masih banyak lagi kegiatan soal kesehatan.
Dalam proses kegiatan itu saya di hampiri Ibu yang sebelumnya ketemu di Puskesmas sambil menyapa, kenapa tidak hadir di hari itu padahal katanya dia menunggu untuk diskusi, sontak saya menjawabnya saya sibuk Bu. Saya pun meminta maav karna tidak sempat hadir.
Lanjut cerita saya kembali dari kegiatan DAA Smart, selang beberapa hari yaitu pada hari Rabu,16 Mei 2018 saya sudah agendakan untuk datang diskusi ke puskesmas. 
Setibanya di Puskesmas saya langsung di arahkan pegawai untuk ke ruangan Bidan yang menangani Desa Bambaira dan Desa Tampaure , kebetulan dalam ruangan itu ternyata si Ibu itu di dalam. Sontak saya senyum alhamdulillah ketemu kembali.
Dalam ruangan kami bertiga dengan Bidan dan Si Ibu itu, saya belum tau namanya makanya masih panggil namanya si Ibu hehehe
Sambil membuka obrolan saya perkenalkan kembali maksud dan tujuan datang sehingga mereka paham tentang pertanyaan-pertenyaan saya, Bidan dan Ibu tersebut dengan senang hati memberi informasi yang memang di butuhkan dalam pekerjaan saya sebagai pendamping.
Kurang lebih sejam diskusi suasana agak bersahabat karna ternyata Ibu itu murah senyum dan suka bercanda, justru dengan suasana itu saya malah senang karna membuat saya lebih santai dan rileks, maklum saya orangnya gugupan.
Dalam diskusi tiba-tiba Ibu itu meninggalkan kami berdua sehingga saya banyak bertanya ke Ibu Bidan. saya sampaikan Ibu Bidan bisa ngak minta ambil gambar sebagai dokumentasi, Ibu Bidan bilang bisa tapi sebelum pengambilan gambar bagusnya tadi ada kepala puskesmas. Sontak saya bertanya-tanya? Kepala Puskesmas yang mana sih karna dari tadi saya tidak melihatnya.
Beberapa menit kemudian si Ibu itu muncul lagi dan Ibu Bidan bilang ini baru bagus kalau ambil gambar karna kepala puskesmas sudah ada.
Haaaaaa..saya keheranan dan kaget ternyata ini kepala puskesmas yah..si Ibu itu yang kemarin-kemarin ketemu ternyata nomor satunya puskesmas bambaira.
Sontak saya salaman dan sampaikan bahwa saya baru tau kalau Ibu itu ternyata kepala puskesmasnya hehe
Heran karna pribadinya yang sederhana, murah senyum, peramah, cepat akrab dengan pasien dan dekat banget dengan para pegawai puskesmas ternyata inilah pimpinan puskesmas.
Hanya bisa berucap bangga bisa kenal Ibu dan ternyata namanya Ibu *ANITA* tapi sapaanya  *ITHA* (saharuddin)