6 September 2018

RESENSI BUKU : Berdirinya Kabupaten Pasangkayu

Oleh : Rahmadi Usman

BUSTAN BASIR MARAS, merupakan salah satu penulis yang lahir di teluk Mandar (Mekkatta-Malunda), Kabupaten Majene. Sebelum “ngungsi” ke Yogyakarta, aktif dalam gerakan social budaya, di Sulawesi Barat (Sulbar). Selama kuliah ia banyak menghabiskan waktunya dalam berbagai organisasi diantaranya Keluarga Mahasiswa Pecinta Demokrasi (KMPD), Sanggar Suwung, Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Majalah Arena, Teater Eska. Karya-karyanya dipublikasikan diberbagai media massa : Bernas Jogja, Minggu Pagi, Wawasan, Respublika, Info Indonesia, SKH. Mimbar Karya Sulsel, Kompas, Harian Fajar Makassar, Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka Semarang, Aktual, Info Indonesia, Suara Pembaharuan, Majalah Arena, Majalah Sukma Banjarmasin, Solo Pos, Kuntum, Radar Sulbar, Suara Muhammadiyah, Media-media On-line, dan lain sebagainya.

Dalam buku Tapak-tapak perjuangan berdirinya Mamuju Utara, Bustan Basir Maras menceritakan perjalanan panjang pemekaran sebuah kabupaten, yang dulunya sangat tertinggal. Berawal dari riset kecil-kecilan sebagai tugas sekolah Pascasarjana-Antropologi UGM Yogyakarta, telah mengantarkan penulis tiba di Mamuju Utara.  Penggambaran tentang Mamuju utara yang dulunya dikenal Vova Sanggayu, diceritakan lewat tutur lisan para tokoh yang berjuang dalam pemekaran kabupaten Mamuju Utara. Tokoh yang terlibat dalam Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Pasangkayu (KAPKP) menjadi sentral informasi dalam penulisan buku tersebut.

Mendirikan Kabupaten Mamuju Utara tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kabupaten Mamuju Utara bisa berdiri tegak sebagaimana sebagaimana yang dirasakan oleh masyarakatnya hari ini, justru Karen dibangun diatas genangan keringat ndan pengorbanan multi dimensi para pejuangnya. Baik pengorbanan waktu, tenaga, materi, bahkan nyawa sekalipun.

Dalam buku ini terlebih dahulu menyajikan asal mula Pasangkayu. Konon dalam cerita yang telah melegenda di Pasangkayu, disana tumbuh sepohon Vova (sejenis bakau) yang tinggi yang menjadi titik tertentu bagi nelayan untuk menambatkan perahunya. Asal kata Pasangkayu dari kata “vova dan sanggayu”. Dalam bahasa Kaili, vova berarti sejenis kayu bakau yang tumbuh ditepi pantai atau laut. Sanggayu berarti satu batang atau pohon (sepohon).
Pembentukan Kabupaten Mamuju Utara, ternyata telah bergulir dari generasi ke generasi, dari masa ke masa yang mengalir seperti air, meski tidak deras, namun arahnya jelas menuju sebuah muara perjuangan yang sama sehingga akhirnya baru tercapai lewat gerakan generasi lapis kedua. Bahkan mungkin generasi lapis ketiga. Jadi sesungguhnya tekad ini merupakan bagian dari sejarah panjang perjuangan berdirinya Kabupaten Mamuju Utara, yang awalnya digagas lewat Konferensi BUPAS (Budong-budong-Pasangkayu) dan beberapa peristiwa penting lainnya sebagai embrio pembentukannya. Meskipun sempat terhenti sejenak, namun generasi berikutnya mengulang kembali.

Ide tentang pembentukan Kabupaten juga telah santer dibicarakan oleh penduduk Pasangkayu, baik di jalan-jalan, di pasar-pasar, di dekker-dekker, di masjid-masjid, di pos kamling, di meja makan, di depan TV hingga di kampus-kampus di dalam berbagai diskusi-diskusi ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa.

Pertemuan akbar di pendopo kantor Desa Sarudu yang dihadiri perwakilan dari beberapa desa yakni desa Bambalamotu, Pasangkayu, Karossa, dan sarudu sebagai tuan rumah merupakan pertemuan yang menghasilkan lahirnya Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Pasangkayu yang dikenal dengan KAPKP. Sebagai penggagas dalam pertemuan ini adalah Yaumil RM.

Dalam pertemuan tersebut tidak satupun yang hadir menolak gagasan pembentukan kabupaten Pasangkayu. Sehingga dari pertemuan itu disepakati beberapa orang formatur diantaranya : Ir. Agus Ambo Djiwa sebagai Ketua, Rahmat K. Turusi, S.Sos sebagai Sekretaris dan beberapa anggota diantaranya ; M. Yunus Alsam, A.Ma.Pd, Rahayu Andi Bayu, Drs. Darlis Yunus, Drs. Hamzah Thaebah, Andi Arkam A. Pelang, Umar P, Ishak Ibrahim, SH. Drs Sahruddin, Suardi, Misbar, Drs. Nyoman Suandi, Usman Muchsen, Nurdin.

Pada tahap selanjutnya, KAPKP semakin mempertinggi kantitas dan kualitas pertemuan dengan mematangkan konsep dan perencanaan, untuk meyakinkan masyarakat bahwa perjuangan ini akan sukses. Hal ini pula dilakukan dengan pihak-pihak terkait ditingkat yang lebih tinggi. Khususnya pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Kabupaten Mamuju.

Seiring kian bergulirnya roda perjuangan pembentukan Kabupaten Mamuju Utara, seolah tanpa mengenal lelah, Ir. Agus Ambo Djiwa kemudian berproses lebih lanjut ke tingkat yang lebih tinggi dengn menggunakan bendera KAPKP, berbekal surat rekomendasi dari DPRD sekalipun Bupati Mamuju saat itu tidak menyetujui pembentukan Kabupaten Mamuju Utara. Gerilyapun dilakukan oleh KAPKP dalam mencari dukungan dan berjuang hingga ke Jakarta. Perjuanganpun tidak sia-sia, Kabupaten Mamuju Utara kini menuju gerbang pemekarannya.
Tepat pada tanggal 4 juli 2002 Mamuju Utara ditetapkan oleh tim DPOD sebagai sebuah kabupaten, sebagai pemekaran dari wilayah Kabupaten Mamuju. Sejak hari itu pulalah, sebuah harapan baru terbentang luas dihadapan masyarakat Mamuju Utara dan sekitarnya yang kini lebih dikenal dengan nama Kabupaten Pasangkayu.

Buku Tapak-tapak Perjuangan Berdirinya Mamuju Utara,  yang ditulis oleh Bustan Basir Maras, telah memperkaya dan menambah pengetahuan akan sejarah sebuah daerah. Dengan menggunakan bahasa penuturan yang cukup menarik untuk dibaca karena sederhana dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan.
Buku ini menceritakan heroic perjuangan para tokoh pejuang pembentukan Kabupaten Mamuju Utara. Bagaimana dinamika dan masalah dalam perjalanannya merupakan bumbu dan menjadi suplemen tersendiri bagi tim KAPKP, hingga rintangan tidak menjadi akhir dari perjuangan. Perjuangan sesungguhnya pada muara kesuksesan. Upaya yang keras serta kebulatan tekad membangun sebuah daerah otonom menjadi bagian yang terpenting bagi KAPKP.
Penulisan buku ini pula diperkaya dengan bahasa local [daerah setempat] yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca khususnya masyarakat lokal. Meskipun demikian, setelah membaca buku Sejarah Perjuangan Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, didalamnya menceritakan penolakan pembentukan secara internal maupun eksternal dengan jelas pada bagian kelima. Buku karya Bustan Basir Maras inipun akan lebih bertambah menarik apabila penjelasan penolakan baik internal maupun eksternal dijabarkan lebih mendetail, khususnya dukungan dari bupati Mamuju pada saat itu.
Pengarang                  : Bustan Basir Maras
Judul                          : Tapak-tapak Perjuangan Berdirinya Mamuju Utara
Tempat Terbit           : Yogyakarta
Penerbit                      : Annora Media Kerjasama dengan Kesbangpol Linmas Matra 
Cetakan                      : Ke-2
Tahun terbit               : 2008
Jumlah halaman        :  xxxiv + 383 Halaman




4 September 2018

Tiga Warga Pasangkayu Terkena Penyakit DBD

Berikut Laporan Darmawan Kontributor TVRI Sulbar 




17 August 2018

HUT RI, Pemda Pasangkayu Apresiasi Jasa Pahlawan

PASANGKAYU – Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangka memperingati HUT RI, Pemkab Pasangkayu, kembali mengudang para veteran dalam Pertemuan dan Ramah Tamah Perintis Kemerdekaan, Veteran, Wredatama, Warakawuri dan Angkatan 45 di Ruang Pola Kantor Bupati Pasangkayu, sehari sebelum perayaan HUT RI lalu.

Kegiatan ini juga merupakan bentuk apresiasi Pemerintah Daerah terhadap para Perintis Kemerdekaan, Veteran, Wredatama, Warakawuri dan Angkatan 45,dengan harapan kegiatan tersebut dapat menanamkan kecintaan kepada NKRI dan tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan.
Bupati Pasangkayu, Ir H Agus Ambo Djiwa MP, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan tersebut, bukanlah seremoni belaka melainkan untuk mengingatkan kepada semua orang bahwa para pejuang menyumbangkan harta, tenaga , jiwa dan raga untuk kemerdekaan Negara ini.
“Dan kita sebagai generasi penerus mempunyai peranan penting membangun negara ini dengan mewujudkan pemerataan pembangunan utamanya listrik, penyebarluasan informasi, serta bertanggung jawab menjaga persatuan dan kesatuan,” tegasnya.
Menurutnya, kepada para ahli waris harusnya bisa berbangga karena orang tua pendahulunya merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia. Sementara Pemerintah Daerah jua akan berkomitmen untuk mengadakan kegiatan ini tiap tahunnya untuk mengingat perjuangan para pendahulu kita.
“Ini adalah bentuk perhatian kita untuk mengenang jasa-jasa pahlawan ini,” tandasnya.




Sementara salah satu keluarga Veteran, Murfin Djamaluddin S.Pdi, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pasangkayu utamanya kepada Bupati Pasangkayu dan Dinas Sosial karena telah melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan itu diyakni dapata membantu meringankan beban keluarga. (bm)


Perayaan HUT RI, 74 Wabin Rutan Kelas IIB Pasangkayu Mendapat Remisi

PASANGKAYU – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-73 tahun ini, sebanyak 74 orang Warga Binaan Pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Pasangkayu menerima remisi.

Pemberian remisi ini, diserahkan langsung oleh Bupati Pasangkayu, Ir H Agus Ambo Djiwa MP, di Pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Pasangkayu yang terletak di Desa Randomayang Kecamatan Bambalamotu, Jumat 17 Agustus 2018.
Kepala Rutan Kelas IIB Pasangkayu, Ahmad Lalo, S.Sos., M.H, menyebutkan bahwa saat ini warga binaan yang ada di Rutan Pasangkayu 155 orang termasuk sebanyak 74 orang yang diberikan remisi pada perayaan HUT RI kali ini.
“Pelayanan Wabin tentang pemenuhan hak-hak mereka mulai dari pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, hingga pemberian remisi semua sudah berbasis IT yang ditandatangani secara elektronik langsung oleh Menteri Hukum dan HAM RI dan Direktur Jenderal Pemasyarakatan,” katanya.
Menurutnya pemberian remisi ini, bervariasi mulai dari remisi 1 bulan, 2 bulan dan remisi 3 bulan, yang terdiri dari 73 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. “Remisi ini merupakan pengurangan masa pidana kepada narapidana yang dianggap memenuhi syarat administratif dan subtantif yang ditetapkan oleh Pemerintah,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dari 155 warga binaan yang di Pemasyarakatan Rutan Kelas IIB Pasangkayu dilayani petugas yang berjumlah sebanyak 38 orang dan termasuk 4 orang diantaranya adalah petugas wanita.
“Selain remisi juga ada pemberian KTP Elektronik yang diserahkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,” tambahnya.

Sementara Bupati Pasangkayu, Ir H Agus Ambo Djiwa, yang membacakan sambutan Menteri Hukum dan HAM RI tentang Remisi Umum 17 Agustus, menerangkan bahwa pemberian Remisi ini adalah bentuk pencapaian seorang Warga Binaan dalam Lembaga Pemasyarakatan dan para Narapidana yang berkelakuan baik akan mendapatkan pemotongan masa hukuman. (bm)

13 August 2018

IKKBG Segera Salurkan Bantuan 24 Juta untuk Korban Gempa

PASANGKAYU, Beritamatra – Setelah beberapa hari terakhir melakukan penggalangan peduli gempa Lombok, Ikatan Kerukunan Keluarga Bumi Gora (IKKBG) Pasangkayu, segera menyalurkan bantuan ke Lombok NTB.

Hal tersebut disampaikan oleh Koordinator Kegiatan Peduli Gempa Lombok IKKBG Pasangkayu, Fahrudin, terkait waktu pendistribusian bantuan setelah membentuk pos pengalangan dana di Kabupaten Pasangkayu.
“Bantuan para OPD, KPU, Lembangan Keuangan dan Perbankann serta dari masyarakat umum yang sudah terkumpul segera kita salurkan kepada saudara-saudara kita, yang lagi berduka di lombok,” katanya di Pos Penggalangan di depan kator DPRD Pasangkayu, Senin 13 Agustus 2018.
Disampaikan bahwa sampai saat ini sudah ada Rp 24.300.000 uang tunai yang sudah terkumpul setelah dilakukan penggalangan selama enam hari terakhir. “Uang ini kta akan antar langsung untuk memastikan sampai ke saudara-saudara kita disana,” ucpnya.
Ditanya soal waktu pendistribusian bantuan, pegawai dari Kesbangpol ini, menjadwalkan dilaksanakan pada Kamis 16 Agustus mendatang.
“Kita akan berangkat Hari Kamis, dari bandara Mutiara Siz Aljufri Palu, menuju bandara Junda Surabaya dan terus ke lombok. Sementara bantuan lain akan dikirim melalui kantor pos,” jelasnya.
Menurutnya, selain uang tunai, IKKBG Pasangkayu juga akan menyalurkan beberapa kebutuhan mendasar, seperti makanan siap saji, terpal, selimut dan baju layak pakai dan lain-lain.
“Kami terus membangun komunikasi ke teman-teman yang ada di Lombok, bantuan ini sudah di identifikasi yang memang dibutuhkan disana, kita tidak membawa yang sudah ada,” terangnya.
Ditambahkan, nantinya semua bantuan dari masyarakat yang siap didistribusikan, nantinya akan diserahkan melalui pos bantuan lewat Yayasan Pesantren Hadil Islah Lombok Tengah. “Melalui media ini, sekali lagi sampaikan terima kasih kepada seluruh lapisan masyarakat pasangkayu yang sudah memberikan bantuan ini, kami dari IKKBG yang memfasilitasi tentunya akan mengantar langsung,” tandasnya.

Hingga berita ini diturunkan, menurut informasi IKKBG Pasangkayu yang menjalin komunikasi, ternyata hingga saat ini masih terjadi gempa susulan di Lombok NTB. (bm)

Peduli Lombok, IKKBG Adakan Pos Penggalangan Dana di Depan DPRD

PASANGKAYU, Beritamatra – Bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) memicu keprihatinan dan simpati masyarakat Indonesia dan dunia, begitu juga di Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). 


Masyarakat pasangkayu, khususnya yang ada di Ikatan Kerukunan Keluarga Bumi Gora (IKKBG) Pasangkayu, bisa jadi orang yang paling  berduka. Pasalnya beberapa anggota dari paguyuban orang NTB tersebut, sebagian dari mereka memiliki hubungan keluarga dekat yang tertimpa musibah pasca gempa di Lombok beberapa waktu lalu.
Lantas apa yang dilakukam IKKBG Pasangkayu atas pristiwa ini?. Mereka langsung membentuk pos pengumpulan bantuan sebagai bentuk empati atas penderitaan saudara sebangsa dan setanah air yang tengah kesusahan tertimpa bencana.
Penderitaan korban gempa ini jelas memantik belas kasih masyarakat pasangkayu, mulai dari kalangan masyarakat umum, PNS, Mahasiswa bahkan dari kalangan pelajar SD sampai tingkat SMA dan SMK.
“Ini adalah hari ke enam kami membuka pos pengumpulan bantuan peduli Lombok. Sejauh ini, tidak hanya kami dari IKKBG tapi keterlibatan dari pihak OPD, lembangan keuangan, Perbankan dan KPU juga berdatangan menyalurkan bantuan,” kata Sekretaris Umum IKKBG Pasangkayu, Alamsyah SE kepada wartawan Senin 13 Agustus 2018.
Disampaikan bahwa IKKBG menfasilitasi semua elemen masyarakat, baik dari kalangan PNS lembanga pergerakan baik di kampus dan di tingkat satuan pendidikan dibuktikan dengan keterlibatan organisasi PMR SMAN 1 Bambalamotu dan SMKN 1 Bambalamotu.
“Adanya kepedulian dari berbagai pihak ini, dengan musibah di NTB ini agar memberikan penguatan secara bantuan emosinal. Kami berharap agar musibah segera terlewati, dan kami dari Pasangkayu mengucapkan bela sungkawa,” tandasnya.
Untuk diketahui IKKBG Pasangkayu, membuka pos pengumpulan bantuan di Jalan H Abd Muis, depan Kantor DPRD Pasangkayu, Kelurahan Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu, Provinsi Sulawesi Barat.

“Ini adalah bentuk panggila hati. Makanya melalui melalui media ini kami ucapkan terima kasih, kepada seluruh pihak yang sudah menyalurkan bantuanya,” pungkasnya. (bm)

12 August 2018

Bundes Randomayang Sejahtera Jalankan Usaha Grandong

PASANGKAYU, Beritamatra -  Pemerintah Desa Randomyang melalui Badan Usaha Desa (Bundes) “Randomyang Sejehtera” mulai melakukan terobosan dengan mengeluarkan alat transportasi untuk pengangkutan yang bersentuhan langsung ke masyarakat.

Untuk yang pertama kalinya alat transportasi berupaGrandong atau yang dikenal Odong-odong mulai beroperasi di wilayah Desa Randomyang, Senin 13 Agustus 2018. “Ini baru salah satu usaha milik desa yang kita jalankan dan hari ini adalah hari perdana beroperasi,” kata Ketua Bundes Randomyang Abd Kadir, kepada wartawan kemarin.

Dia mengatakan Odong-ondong ini sejatinya akan beroperasi di wilayah Desa Randomayang yang dilakukan secara terbuka bagi masyarakat yang membutuhkan untuk pengangkutan pasir dan lain-lain. “Usaha ini kita prioritaskan di desa sendiri dulu, tapi juga kami melayani masyarakat di luar dari Randomayang,” jelasnya.
Menurutnya Abd Kadir, besaram biaya yang dibebankan kepada msyarakat ketika ingin menyewa alat transportasi tersebut, jika beroperasi di dalam Desa Randomyang hanya Rp. 50.000 dan ketika disewa untuk di uar daerah nilainya Rp 60.000.
“Kami berharap dengan adanya usaha ini bisa membantu masyarakat dan bisa meningkatkan PAD desa,” harapnya.

Sementara Kepala Dusun Randomyang 1, Arsyad mengaku sangat terbantukan dengan adanya Odong-odong usaha milik desa tersebut, sehingga diharapkan masyarakat dapat turut andil dalam menjaga keberlangsungan usaha itu. (SN)

9 August 2018

Pertahankan Budaya, Warga Pakawa Gelar Pesta Adat Powati

PASANGKAYU, Beritamatra – Sama seperti tahun-tahun sebelumnya warga Desa Pakawa kembali menggelar “Pesta Adat Powati” yang dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Pasangkayu, Ds H Muhammad Saal, Kamis 9 Agustus 2018. 
Acara tahunan ini, merupakan adat istiadat yang turun temurun digelar sekali dalam setahunnya, khususnya masyarakat dari kalangan Suku Bunggu yang merupakan penduduk asli Desa Pakawa Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar).
Maksud dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan, adalah untuk mempererat hubungan silaturahmi antar sesame masayarakat Suku Bunggu dan masyarakat dari suku-suku lain. Disisi lain juga bertujuan untuk mempertahankan budaya.
Dalam sambutannya Wabup Pasangkayu, H Muhammad Saal, mengapresiasi atas terselenggaranya acara adat tersebut, sehingga diharapkan ke depannya kepedulian masyarakat suku bunggu dalam mempertahankan budaya bisa lebih ditingkatkan.
“Semua masyarakat Desa Pakawa harus ikut berpartisipasi dalam pesta adat ini karena seiring dengan perkembangan penduduk desa sudah mulai bercampur dengan suku-suku lain. Jika semua terlibat maka persatuan tetap selalu terjaga,” katanya.
Menurut Wabup keberagaman suku  yang ada di Kabupaten Pasangkayu merupakan modal besar bagi daerah ini, dalam menopan laju pembangunan yang ada di daerah sendiri. “Karena sudah terlihat walaupun kita berbeda tapi kita tetap saling terikat satu dengan yang lain,” terangnya.
Dalam Pesta Adat Powati, juga diwarnai dengan penampilan kreativitas seni, salah satunya menampilkan tarian Dero atau Ma'dero, yang diadopsi dari tarian yang di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah. (BM)

8 August 2018

7 August 2018

Embarkasi Makassar, Wabup Lepas 140 JCH Pasangkayu

PASANGKAYU, Beritamatra – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasangkayu melalui Bagian Kesra Sekretariat Daerah Pasangkayu bekerjasama dengan Kemenag Pasangkayu, kembali melepas 140 Jemaah Calon Haji (JCH) yang berlangsung di Masjid Al-Madaniah Kota pasangkayu, Senin 6 Agustus 2018.

Wakil Bupati Pasangkayu, Drs H Muhammad Saal, yang melepas secara langsung rombongan JCH Pasangkayu berharap kepada seluruh JCH agar tetap selalu kompak dan berkoordinasi dengan Ketua Rombongan selama menjalani perjalanan Haji.
“Sebagai pemerintah tentunya saya menyampaikan selamat, dan semoga sehat kembali ke tanah air,” harapnya.
Wakil Bupati, yang juga pembesar KKMSB Sulteng ini, mengutrakan bahwa selama dalam perjalanan menunaikan ibadah haji, hal-hal yang penting untuk perhatikan, ketua rombongan dan ketua regu beserta Jamaah harus saling kenal dan tetap berkoordinasi bila ada sesuatu hal yang terjadi.
“Ketua Rombongan kiranya juga dapat memperhatikan jama'ah calon haji agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan selama di Mekkah,” imbuhnya.
Menurutnya, JCH harus khusyu dalam melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini dan tidak menyia-nyiakan kesempatan terebut. Dan hal yang penting lainnya, agar JCH dari pasangkayu bisa menjaga kesehatannya selama menunaiakan ibadah haji.
“Makanya jangan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusuyuan ibadah, Jaga kesehatan dalam beribadah. Saling menghormati satu sama lain dan tolong menolong,” tegas H Muhammad Saal.
Sementara Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Pasangkayu H. Mustafa, S.Ag. MA. menyampaikan tentang Teknis Pelaksanaan Haji. Diantaranya rombingan JCH akn diantar menggunakan 7 unit bus yang sudah disiapkan oleh Pemda menuju bandara Mutiara Sis Aljufri Kota Palu provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga menuju Embarkasi Makasar.

Dalam acara pelepasan JCH ini, juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Pasangkayu, sekaligus Ketua Umum ADKASI H. Lukman Said, S.Pd. Dandim 1427 Pasangkayu, Letkol Inf. Abd. Kadir Tangdiesak, S.Ag., M.M.,M.I.Pol, Wakapolres Mamuju Utara, AKBP Takdir Daud, dan Sekda Kabupaten Firman, S.Pi., MP. Untuk diketahui, Firman yang baru saja dilantik menjadi Sekda Kabupaten Pasangakayu juga ikut berangkat menunaikan ibdah haji bersama 140 JCH lainnya. (humas)