5 October 2018

Bantu Korban Gempa, Mobil Bulog Makassar Alami Kecelakaan di Pedanda


Pasangkayu – Iring-iringan mobil milik gudang bulog Makassar Sulsel yang bermuatan logistik bantuan korban gempa Donggala-Palu, mengalami kecelakaan di Trans Sulawesi, tepatnya di Desa Pedanda Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu, Jumat (5/10/2018).



Dari informasi yang dihimpun di TKP, kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 09.00 WITA. Dimana mobil Hilux dengan Nomor Polisi DD 8753 RL yang dikemudikan oleh Zubair tiba-tiba oleng dan menabrak salah satu rumah di daerah tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
“Ada banyak mobil lewat yang bermuatan logistik bantuan. Yang dari Makassar ini tiba oleh dan menyeruduk rumah warga,” kata Budi, salah seorang warga.
Sementara Zubair, yang diketahui pemilik mobil ini, langsung diamankan oleh pihak lantas Polres Matra. “Sudah ada polisi yang datang. Tadi saya lihat sopirnya (Zubair) dibawa ke Polres,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan dilokasi mobil tersebut, mengalami rusak berat di bagian depan. Parahnya rumah warga tanpa penghuni yang diketahui milik warga atas nama Milu, juga ambruk.
“Rencananya, iringan-iringan mobil Bulog dari Makassar itu mau menuju ke Palu untuk menyalurkan bantuan,” sebut warga nama Fikar. (bm)

Lainnya Mengungsi, Sejumlah Sarjana Sibuk Daftar CPNS di Pasangkayu

Pasangkayu - Gempa bumi yang mengguncang Donggala-Palu juga berdampak ke Kota Pasangkayu. Pristiwa ternyata tak menurunkan semangat dan rasa kawatir para sarjana yang di Pasangkayu dan sekitarnya. Pasalnya saat warga sibuk  ngungsi, sejumlah sarjana ini justru sibuk mendaftar CPNS secara online.



Pemandangan ini sungguh berbanding terbalik saat yang lain tengah mengamankan diri ditempat pengungsian bersama keluarganya karena trauma gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala. Dimana para sarjana memenuhi warkop untuk daftar CPNS secara online beberapa waktu lalu.
Salah seorang pendafar CPNS Firman, menngaku pendaftaran CPNS dilakukan karena takut ketinggalan  waktu pendaftaran yang diberikan  pemerintah meskipun saat ini jaringan belum stabil.
“Kita takut ketinggalan dengan dedline waktu pendafaran makanya kami datang ke warkop untuk mendaftar meski teman-teman yang lain masih mengungsi,” katanya.
Menurutnya ia dan rekan-rekanya harus segera menyelesaikan pendaftaran CPNS agar tahap demi tahap bisa dilalui dengan baik. Apa bila tidak segera melakukan pendaftaran, kata dia tentu akan menyusahkan ketika batas waktu pendaftaran mendekati tutup.
“Yang kita buru-buru mendatar juga karena listrik dan jaringan, karena setelah gempa ini sudah listrik dan jaringan,” tukasnya.  (bm)

 Lainnya Sibuk Mengungsi, Sejumlah Sarjana Justru Sibuk Daftar CPNS di Pasangkayu
Pasangkayu - Gempa bumi yang mengguncang Donggala-Palu juga berdampak ke Kota Pasangkayu. Pristiwa ternyata tak menurunkan semangat dan rasa kawatir para sarjana yang di Pasangkayu dan sekitarnya. Pasalnya saat warga sibuk  ngungsi, sejumlah sarjana ini justru sibuk mendaftar CPNS secara online.
Pemandangan ini sungguh berbanding terbalik saat yang lain tengah mengamankan diri ditempat pengungsian bersama keluarganya karena trauma gempa bumi dan tsunami di Palu-Donggala. Dimana para sarjana memenuhi warkop untuk daftar CPNS secara online beberapa waktu lalu.
Salah seorang pendafar CPNS Firman, menngaku pendaftaran CPNS dilakukan karena takut ketinggalan  waktu pendaftaran yang diberikan  pemerintah meskipun saat ini jaringan belum stabil.
“Kita takut ketinggalan dengan dedline waktu pendafaran makanya kami datang ke warkop untuk mendaftar meski teman-teman yang lain masih mengungsi,” katanya.
Menurutnya ia dan rekan-rekanya harus segera menyelesaikan pendaftaran CPNS agar tahap demi tahap bisa dilalui dengan baik. Apa bila tidak segera melakukan pendaftaran, kata dia tentu akan menyusahkan ketika batas waktu pendaftaran mendekati tutup.
“Yang kita buru-buru mendatar juga karena listrik dan jaringan, karena setelah gempa ini sudah listrik dan jaringan,” tukasnya.  (bm)

Semburan Air Dari Tanah Gegerkan Warga Baras


Pasangkayu - Belum lama  warga dikagetkan semburan lumpur mengeluarkan api di Mamuju Tengah, kali ini warga kembali digegegerkan semburan air yang keluar di  Dusun Salukaili Desa Kasano Kecamatan Baras Kabipaten Pasangkayu, Kamis (4/10/2018).



Penomena kemunculan  semburan air ini tepatnya dalam cafe warga itu menimbulkan banyak spekulasi. Pasalnya semburan air di bawa tanah tepat dalam cafe yang diduga tempat perkumpulan  muda-mudi.
Salah seorang waga Andi Hendra, mengaku kaget atas kemunculan air itu. Namun ia belum bisa memastikan semburan  air keluar dari tanah ini apakah mengandung gas atau tidak, tapi ia menduga akibat  getaran tanah yang disebabkan gempa bumi beberapa waktu lalu.
“Air ini sudah tiga hari muncul. Kami menduga ini gara-gara gempa di Donggala- Palu,” katanya.
Menurutnya setelah kemunculan semburan air itu, warga sekitar mulai panik karena masih dalam sesuana trauma gempa yang terjadi di Donggala-Palu.
“Tapi kembali lagi kita berfikir karena disini ada sumur bor. Terlepas dari itu, kita berharap ada tim ahli yang turun mengecek agar bisa dipastikan tidak mengandung gas dan agar masyarakat juga bisa tenang,” harapnya.
Disampaikan bahwa menurut keterangan dari masyarakat kemuculan semburan air ada sekitar lima titik. “Tapi hanya satu ini yang besar tepat di dalam rumah,” sebutnya.
Lokasi semburan air terletak di bagian selatan wilayah pasangkayu ini, mulai didatangi sejumlah warga yang penasaran menyaksikan secara langsung semburan air dari bawaah itu. (bm)

2 October 2018

Bantu Korban Gempa, Pemda Pasangkayu Buka Rest Area Dapur Umum


Pasangkayu -  Salah satu bentuk keprihatinan terhadap korban gempa daerah tetangga Donggala-Palu Sulawesi Tengah (Sulteng), Pemda Kabupaten Pasangkayu bersama masyarakat menggerakkan seluruh kemampuan untuk membantu para korban dengan menyalurkan bantuan sejak, Senin 1 Oktober 2019.



Kabupaten Pasangkayu yang berjarak sekitar 120 KM adalah salah satu daerah yang bisa di akses lewat jalur darat ketika mendrop bantuan menuju Donggala-Palu. Sadar akan hal itu, Pemkab Pasangkayu berinisiatif dengan membangun Posko Dapur Umum (Rest Area) yang dimotori langsung oleh Bupati Pasangkayu Ir H Agus Ambi Djiwa MP.
Kabag Humas Pemda Pasangkayu, Suri Fitria, menyampaikan Posko Dapur Umum (Rest Area) tersebut, akan difungsikan sebagai tempat area peristirahatan bagi para pengungsi yang melintas di Kabupaten Pasangkayu. Sebaliknya juga dibuka untuk umum bagi para penyalur bantuan dari berbagai daerah ketika ingin melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan.
“Posko Dapur Umum dan Rest Area ini adalah iniseatif bupati sendiri. Kiranya dengan posko ini membantu saudara-saudara kita yang lagi tertimpah musibah,” katanya, kepada wartawan Selasa 2 September 2018.
Menurut dia, dengan adanya Posko Dapur Umum atas kerjasama yang baik dengan dengan rumah sakit setempat dan instansi erkait lainnya untuk memberikan pelayanan umum dilengkapi dengan pemberian obat-obatan para korban gempa.
“Semua pihak terlibat disini, ada dari tim medis dan PMI bekerja sama dengan BPBD Pasangkayu dan lain-lainnya,” ucapnya.
Untuk diketahui Posko Dapur Umum atau Rest Area itu ditempatkan di alun-alun bundaran smart atau tepat di depan Masjid Al-Madaniah Pasangkayu.
“Kami berharap titik ini dapat jadi titik temu berbagi informasi logistik sehingga bisa bermanffat kepada kepada saudara-saudara kita, baik yang lagi mengungsi juga maupun yang akan mengirim bantuan kesana,” pungkasnya.
Egi Sugianto

Pasca Gempa Palu, Warga Pasangkayu Antre di SPBU Berjam-jam


Pasangkayu – Empat hari pasca gempa di Donggala-Palu Sulawesi Tengah (Sulteng) juga berdampak pada kelangkaan pasokan BBM di sejumlah SPBU. Tidak hanya di Palu, di daerah tentangga seperti di Kabupaten Pasangkayu juga mengalami hal serupa.



Kelangkaan pasokan BBM terlihat jelas di Kabupaten Pasangkayu sejak beberapa hari terakhir yang memaksa kendaraa antre berjam-jam di SPBU Bulucindolo Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu, Selasa 2 September 2018.
Salah seorang warga Aryo, menuturkan bahwa kelangkaan BBM di Pasangkayu menyisahkan cerita bercampur keluhan tersendiri. Pasalnya setiap pengendara yang hendak mengisi BBM harus rela antre berjam-jam.
“Tadi saya mengisi BBM ikut antre sekitar dua jam lebih. Baru kali ini saya antre panjang,” katanya.
Disampaikan bahwa sejak ia memasuki SPBU Bulucindolo di Pasangkayu dari jam 16.45 Wita, nanti baru jam 19.12 Wita baru selesai dan meninggalkan SPBU. “Kondisi seperti ini sudah terjadi dari 3 hari yang lalu. Mungkin ini pengaruh gempa di Palu, tapi kami beruntung masih dapat bensin,” ucapnya.
Atrean panjang sekitar 300 meter dari SPBU itu terjadi disebabkan tidak berfungsi penjualan pengecer. Belum lagi banyaknya warga yang dari luar Palu yang akan bepergian arah ke Makassar ikut mengisis BBM di Pasangkayu. (bm)

1 October 2018

Belum Bisa Dipastikan Kapan Aliran Listrik dari Palu Bisa Normal

Pasangkayu – PT PLN (Persero) Rayon Pasangkayu, belum bias memastikan kapan aliran listrik dari Sulewana Poso Energy-Palu Sulawesi Tengah bisa normal masuk ke Kota Pasangkayu, pasca gempa magnitudo 7,4 di Donggala-Palu Sulawesi Tengah.



Demikian disampaikan oleh Manager PLN Rayon Pasangkayu, Mansyur Yunus, terkait kondisi kelistrikan di daerah pasa gempa yang terjadi beberapa waktu lalu. Meski demikian pihaknya tetap akan berupaya agar aliran listrik dibeberapa wilayah bisa dialiri menggunakan PLTD.
“Kalau dari Palu kami belum bisa pastikan. Soalnya banyak sekali tiang tumbang pasca gempa,” katanya di Kantor PLN Area Pasangkayu, Selasa 2 Oktober 2018.
Sebagai manager, Masnyur Yunus, menghimbau kepada masyarakat pasangkayu agar bisa bersabar karena pihak PLN Rayon Pasangkayu sudah berupaya melakukan perbaikan bersama tim bantuan dari Kota Makassar, Polewali dan Majene.
“Mohon bersabar, kami tetap melakukan upayakan pemulihan di pasangkayu agar bisa cepat ditangani dan bisa cepat terealisasi agar menyala kesluruhan,’ ucapnya.
Disampaikan bahwa untuk saat ini, kekuata dua pembangkit PLTD yang sudah menyala mampu menghasilkan listrik dengan kekuatan 600 kw. Riniannya satu induk PLTD bisa menghasilkan hingga 250 kw.
 “Kemungkinan akan bertambah karena malamnya ada beban puncak dan mesin lain sementara dibenahi,’ jeleasnya.
Sementara dua mesin PLTD yang beroperasi rata-ratanya bisa menghabiskan hingga 1.600 liter bahan bakar dalam sehari. “Dalam kondisi seperti ini, kami berharap kepada masyarakat agar bisa menghemat listriknya mengurangi pemakaian yang tinggi-tinggi,” imbuhnya. (bm)

Gunakan PLTD, Sebagian Wilayah di Kota Pasangkayu Sudah Dialiri Listrik


Pasangkayu – Pihak PT PLN (Persero) Rayon Pasangkayu sudah mampu mengatasi krisis listrik di Kota Pasangkayu, pasca gempa Donggala-Palu beberapa waktu lalu. Dikabarkan bahwa di dalam Kota Pasangkayu sudah melakukan penerangan dibeberapa titik mulai, Selasa 2 Oktober 2018.



Dikonfirmsi melalui Manager PLN Rayon Pasangkayu, Mansyur Yunus, menyatakan bahwa Pemulihan Listrik di Pasangkayu sudah hampir 100 persen tinggal menunggu tahapan selanjutnya. “Sampai jam 1 hari ini (Selasa 2 Oktober 2018) kekuatan PLTD kita sudah mampu menyuplai sebesar 600 kw,” jelasnya.
Meski belum keseluruhan menyala, tapi pihak PLN Rayon Pasangkayu tetap akan berupaya agar bisa memberikan pelayanan yang terbaik bersama tim bantuan dari luar daerah, seperti dari Rayon Makassar, Wonomuliyo, dan Majene.
“Dalam kota sudah menyala, tapi masi sebagian kota sesuai dengan kebtuhan PLTD pembangkit kita,” jelasnya.
Dikatakan bahwa gempa yang terjadi di Donggala-Palu membuat beberapa ting penyangga listrik tumbang dan beberapa trafo lepas dari dudukan ting penghubung. “Trafo kita ada yang bergeser dari dudukannya, kemudia TM yang ada lepas intalatornya,” paparnya.
Ketika ditanya untuk wilayah luar Pasangkayu. Pihak PLN belum bisa memastikan karena masih banyak perbaikan dilakukan.
“Kalau di luar pasangkayu belum bisa dipastikan tapi tetap akan diupayakan akan menyala secara bertahap,” tandasnya.
Sementara pantauan di lapangan di beberpa titik seperti di Jalan Kedondong dan sebagian wilayah SMA 1 Pasangkayu belum juga dialiri lsitrik. (bm)

Pasca Gempa Palu, 4 Trafo Rusak Parah di Pasangkayu


Pasangkayu – PT PLN (Persero) Rayon Pasangkayu beberapa hari ini sudah bergerak kerja ekstra dengan menurunkan petugas teknik untuk memperbaiki kondisi kelistrikan dalam Kota Pasangkayu pasca gempa magnitudo 7,4 di Donggala-Palu Sulawesi Tengah.



Manager PLN Rayon Pasangkayu, Mansyur Yunus, menyatakan bahwa akibat gempa yang berpusat di Donggala-Palu juga berdampak pada infrastruktur kelistrikan di Pasangkayu sehingga dibutuhkan recovery agar penerangan kembali pulih.
“Dalam dua hari ini tim kami yang dibantu daerah daerah lain sudah bergerak untuk mempercepat perbaikan listrik di Pasangkayu,” katanya kepada wartawan di KantorPLN Area Pasangkayu, Selasa 2 Oktober 2018.
Disampaikan bahwa ada sekitar 4 buah trafo yang mengalami kerusakan, ditambah 6 buang tiang yang tumbang yang terjadi di dalam Kota Pasangkayu. “Berapa titik juga ada yang lepas dari Instalator dan duduka trafo bergeser dari dudukannya,” jelasnya.
Pihak PLN Rayon sendiri dalam beberapa hari terakhir mendapat bantuan tenaga teknik perbaikan listrik dari Kota Makassar, Polewali dan Majenen untuk mengatasi kelistrikan di Pasangkakayu pasca gempa.
“Kami juga berterima kasih kepada teman PLN dari daerah lain yang sudah datang membantu untuk perbaikan listrik di Pasangkayu,” pungkasnya. (bm)

Tertimpah Bangunan, Warga Tampaure ini Jalani Perawatan di RS Mamuju


Pasangkayu – Gempa bumi yang mengunjang Donggala – Palu juga berdampak hingga ke Kabupaten Pasangkayu yang membawa korban luka di Desa Tampaure Kecamatan Bambaira. Pasalnya di desa tersebut, diketahui salah satu warga bernama Fitrah, tertempah bangunan dan saat ini menjalani perawatan di  Rumah Sakit Mamuju.



Putri ke empat dari pasangan Nasir Dan Handayani itu, berharap adanya bantuan dari pemerintah dalam menjalani perawatan di salah satu rumah sakit regional di mamuju.
“Kami sangat sedih atas musibah yang dialami anak saya. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah utamanya daam hal meringankan biaya keluarga disini,” katanya tersambung melalui via telepon.
Diceritakan bahwa sebelumnya anaknya sempat di rawat di RS Ako Pasangkayu dan diminta untuk dirujuk ke Makassar. Namun pihak keluarga sempat mau menolak karena kekurangan biaya. “Kami terkendala biaya semenatara kami juga sedih dengan kondisi anak saya,” ungkapnya.
Menurutnya, seketika gempa terjadi Fitra tertimpah bangunan saat mencoba mengamankan diri keluar rumah namun karena panik ia berdiri disampin rumah tetangganya yang merupakan tantenya. “Disitu dia ditimpa bangunan yang mengakibatkan kepalanya luka dan sampai saat ini belum sadarkan diri,” terangnya.
Melalui media ini, pihak keluarga sangat berharap ke pemerintah agar menyalurkan bantuan untuk mengurangi urusan biaya selamat perawatan. (darmawan)

Masih di Pengungsian, Warga Pasangkayu Mulai Mengeluh Butuh Bantuan


Pasangakayu - Puluhan Kepala Keluarga di tempat pengungsian di Desa Pangiang Kecamatan  Bambalamotu, Kabupaten Pasangkayu mulai kehabisan amunisi dihari ke empat pasca gempa bumi yang terjadi 28 September 2018 lalu.
bayi baru berumur hitungan hari dibawa ke pengungsian.

Berdasarkan pantuan di lokasi pengungsian yang tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk daerah pangiang itu, sejumlah pengungsi mulai mengeluhkan kehabisan makanan dan air bersih sehingga para pengungsi berharap bantuan dari Pemerintah setemat.
Salah seorang pengungsi, Arjun mengaku sudah kehabisan amunisi berupa dan persediaan lainnya sehingga memaksakan diri memakan pisang dan ubi-ubian.
“Kami bersyukur bisa selamat dari musibah ini. Sekarang kami yang berada di tepat pengungsian sudah kehabisan persediaan,” katanya.
Menurutnya dengan kondisi ini tentunya bisa bertambah parah karena sebagian warga belum bisa bekerja secara normal untuk pendapatan sehari-hari. “Dalam kondisi seperti ini kami yang sehari-harinya bekerja terpaksa tidak bisa mendapatkan gaji untuk sementara sehingga kami butuh bantuan,” ujarnya.
Diharapkan kepada pemerintah untuk menurunkan bantuan karena selama empat hari dipengungsian belum pernah mendapat bantuan. Kondisi tersebut berbanding terbaik dengan pengungsi yang ada di jalan poros yang biasa mendapat bantuan dari relawan yang melintas ke Palu. (bm)